jpnn.com, JAKARTA - Nama Airlangga Hartarto belakangan ini makin sering disebut dalam pembicaraan soal calon presiden alias capres Pemilu 2024. Dia bahkan diisukan sedang mencari calon pendamping untuk maju nanti.
Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid mengatakan, Airlangga Hartarto adalah pribadi yang mudah bergaul dengan siapa saja. Sehingga tak sulit untuk membangun koalisi pada Pilpres 2024 nanti.
BACA JUGA: Ada Usulan Airlangga-Khofifah Berpasangan di Pilpres 2024, Warga Jatim Setuju?
"Untuk saat ini kami bicara dengan semua, maksudnya kami buka komunikasi dengan semua. Pak Airlangga kan sosok yang mudah kita pasangkan dengan semua orang,” jelas Meutya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (10/6).
Meutya juga menekankan, Airlangga selama ini mudah berkawan. Bahkan, kata dia, Airlangga juga tidak memiliki musuh.
BACA JUGA: Prabowo, Ganjar, Ridwan Kamil Makin Kukuh di Bursa Capres 2024, Puan dan Airlangga Cawapres
“Beliau enggak ada musuh, kawan banyak, jadi enggak sulit," katanya
Teranyar, pada Sabtu (5/6) lalu, Airlangga bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK). Dalam pertemuan itu RK bahkan menggenakan baju kuning, warna yang identik dengan Golkar.
BACA JUGA: Airlangga dan Anies Saling Melengkapi, Pasangan Serasi untuk 2024
"Kita lihat siapa yang mendampingi Pak Airlangga. kalau Pak RK pakai baju kuning tanya Pak RK. Tapi kami membuka peluang dengan semua," katanya.
Mengenai klaim NasDem soal komunikasi intensif dengan Golkar, Meutya juga mengakui. Namun, dia kembali menegaskan bahwa Golkar berkomunikasi dengan semua pihak.
Ihwal rencana NasDem yang hendak membentuk konvensi calon presiden, guna menjaring para tokoh terbaik, Golkar menegaskan, tak ada dalam pembicaraan.
"Kalau konvensi tidak ada dalam pembicaraan kita," sebutnya.
Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPR RI Saan Mustofa mengungkap, Nasdem tengah membuka komunikasi intensif dengan Partai Golkar untuk koalisi Pilpres 2024. Saan bilang, Nasdem dan Golkar punya persamaan platform dan historis.
"Kita komunikasinya intensif dengan Golkar karena kita punya persamaan platform sampai ada sisi historisnya itu kita lakukan secara intensif," ujar Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/6).
Saan bilang, NasDem berkoalisi dengan Golkar sudah cukup untuk mengusung pasangan calon presiden. Namun, Nasdem tetap membuka komunikasi dengan partai lain meski sudah cukup syarat ambang batas.
"Karena kalau Golkar dengan NasDem berkoalisi itu sudah cukup untuk mengusung dengan pasangan calon presiden. Itu sudah lebih dari dua puluh persen," ujarnya.
"Komunikasi itu terus dilakukan secara intensif walaupun kita juga berkomunikasi dengan partai-partai lain untuk membangun koalisi agar dalam kontestasi presiden bisa memenuhi persyaratan," jelas Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil