Jumlah itu termasuk emiten yang telah melangsungkan IPO pada kuartal pertama. Di mana pada kuartal pertama lalu terdapat emiten diantaranya PT Minna Padi Tbk, PT TiPhone Indonesia (TELE), PT Surya Esa Perkasa, dan PT Bekasi Fajar. "Secara keseluruhan untuk semester peratam ada 14 penawaran umum saham perdana yang sudah kami proses,” imbuh Ito.
Selain itu sebut Ito, manajemen saat ini telah memberi kontrak pendahuluan kepada 10 calon emiten. Kontrak pendahuluan itu diberikan kepada calon emiten yang bakal melakukan hajatan Initial Public Offering atau pencatatan saham perdana. "Ya penerbitan kontrak pendahuluan itu supaya awal Mei sudah masuk ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK),” ucap Ito.
Di samping itu sambung Ito, dengan izin kontrak pendahuluan tersebut emiten yang berhajat IPO bisa mengantongi persetujuan dari wasit pasar modal tersebut pada Juni mendatang. Makalum, mayoritas emiten menggunakan buku edisi Desember.
Meski begitu, Ito tidak mau membocorkan secara detail identitas 10 calon emiten baru tersebut. Ia hanya mengungkap beberapa dengan kriteria amat sangat terbatas. Misalnya emiten dengan aset besar, semacam PT Toba Bara Sejahtera. Selanjutnya, otoritas pasar memberi kontrak pendahuluan kepada PT Trisula International, PT Supraboga Lestari, PT Kobexindo Tractor, PT Asuransi Mitraparya, PT MNC Sky Vision, PT Bank Jawa Timur, dan PT Royal Chemei Indonesia. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Spekulasi Pemicu Inflasi
Redaktur : Tim Redaksi