Bursa Warung

Oleh: Dahlan Iskan

Jumat, 26 Januari 2024 – 07:41 WIB
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Sebelum pemilihan presiden 14 Februari, satu perusahaan UMKM lagi masuk bursa: MPStore.

Pemiliknya anak muda asal Madura, Bangkalan. Namanya Abdul Muidz. Umur 36 tahun. Dipanggil Aad.

BACA JUGA: Jarak Dekat

Saya bertemu dengan Aad kemarin. Di Jakarta. Di acara seminar sekitar 500 anak muda pengusaha, Indonesia Business Outlook 2024 di CGV, Grand Indonesia, Kamis, 25 Januari 2024.

BACA JUGA: Doktor Malam

Jenis usaha Aad khas anak muda masa kini: aplikasi. Namanya MPStore tadi.

Sudah lima tahun dia menekuni MPStore. Sudah 600.000 toko yang menggunakan aplikasi MPStore. Karena itu dia merasa sudah saatnya IPO di bursa saham Jakarta.

BACA JUGA: Doktor Teguh

Meski bisnisnya sangat masa kini, Aad tidak memulainya dari langit. Dia mengawali karier dari seorang canvaser. Salesman. Dari rumah ke rumah. Jualan pulsa salah satu perusahaan telekomunikasi swasta.

Keberhasilannya sebagai tenaga pemasaran di lapangan itulah yang membuat Aad ditarik ke staf di kantor. Lalu jadi manajer. Dia pun tahu seluk-belum manajemen di perusahaan.

Dari situ Aad merintis pembuatan aplikasi. Itu untuk memudahkan toko dan warung jualan dan kulakan. Terutama agar toko dan warung bisa dapat barang lebih murah: langsung ke grosir.

Kesulitannya: warung dan toko tidak mau membayar di depan. Mereka khawatir barang yang dibeli tidak datang. Kalau datang pun jangan-jangan tidak sesuai.

Sebaliknya pemasok tidak mau kirim barang di depan. Takut tidak dibayar.

Ada hambatan lain: toko/warung tidak mau jualan dibayar lewat aplikasi.

Toko dan warung ingin hari itu juga harus terima uang. Pembelian lewat aplikasi uangnya baru masuk paling cepat keesokan harinya.

Aad berani membayarkan ke toko/warung di hari yang sama. Itulah yang membuat warung dan toko mau jualan pakai barcode.

"Saya pernah habis Rp 1,5 miliar sehari," ujar Aad.

Akan tetapi, aplikasi MPStore-nya laris. Aad lantas menjalin hubungan dengan bank swasta. Dia minta kredit yang akan dibayar satu hari.

Banknya mau. Tetapi, Aad minta tidak mau pakai bunga. Dia beralasan bahwa yang dia kerjakan itu sebenarnya pekerjaan bank. Berhasil. Bank setuju.

MPStore kian berkembang. Sampai bisa mencapai 600.000 lebih sekarang ini.

Aad bukan keturunan pengusaha. Ayahnya, almarhum, adalah politisi –anggota DPRD Bangkalan dari Golkar.

Sebenarnya sang ayah minta Aad juga jadi politisi. Aad pilih kerja sebagai orang pemasaran di lapangan.

Kini Aad tinggal di Surabaya Timur. Rumahnya yang di Bangkalan tetap dipertahankan. Dia orang Bangkalan asli. Lahir, SD, SMA di Bangkalan. Kuliahnya pun di Bangkalan –Universitas Trunojoyo.

"Saya ini Madura Negeri," kelakarnya.

''Madura Negeri'' adalah istilah guyonan untuk orang Madura yang lahir di Madura.

Banyak orang Madura yang lahir di Tapal Kuda (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Malang). Mereka itulah yang disebut Mudara Swasta (Pendalungan).

Begitu banyak orang Madura di Malang sampai ada guyon kalau Madura kelak memisahkan diri dari Jatim maka ibu kota provinsi Madura itu di Malang.

Meski usaha Aad ini sangat masa kini, namun cara memperbesarnya tetap pakai cara lama: lewat canvassing. Untuk bisa mencapai 600.000 itu dia mempekerjakan 20 orang canvasser. Bahkan, menjelang IPO ini dia punya 200 tenaga canvasser.

Pengguna MPStore itu mayoritas di Jatim dan Jabar. Yakni di kota-kota level dua, tiga, dan empat. Kota besar seperti Surabaya dia hindari dulu. Di Madura sendiri 15 persen dari 600.000 itu.

Aad saya jadikan contoh sebagai pengusaha baru yang tidak meninggalkan cara lama. Bukan jenis yang bakar-bakar uang. Dia bekerja keras. Berkeringat. Bergerak di lapangan.

Pun gaya hidupnya: tetap sederhana. Efisien.

Kalau pun IPO-nya nanti sukses meraih dana Rp 80 miliar, uang itu akan sepenuhnya untuk ekspansi. Pasar modal tentu senang dengan model manajemen seperti Aad itu.

Orang Madura sukses jadi pengusaha bukan baru Aad. Tetapi yang lewat UMKM masuk bursa Aad-lah idola orang Madura.

Warung itu skala bisnisnya begitu kecil. Tetapi aplikasi bisa membuatnya terlihat amat besar. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengkhianat Drone


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler