Bursa Waspadai Data Makroekonomi

Senin, 02 Desember 2013 – 03:48 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sentimen yang memengaruhi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan cukup variatif pada Desember ini. Kepala Riset Teknikal Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, rilis akselerasi Uni Eropa telah membuat laju nilai tukar euro lebih tinggi daripada USD.

"Dengan rilis akselerasi tersebut memberikan persepsi nantinya ECB (Bank Sentral Eropa) akan menahan stimulusnya sehingga nilai tukar euro dapat menguat," katanya Minggu (1/12).

BACA JUGA: Empat Kapal Pesiar Mampir ke Tanjung Emas

Namun sentimen positif tersebut tidak banyak berimbas pada laju nilai tukar rupiah yang masih dalam tren pelemahan. Sentimen lain yang biasa datang di akhir tahun adalah neraca pembayaran yang kemungkinan bisa memengaruhi nilai tukar.

Bulan November diakhiri dengan pelemahan sebesar 5,62 persen dibandingkan Oktober. Secara year to date atau sejak awal tahun bursa saham Indonesia masih minus sebesar 1,4 persen.  Akhir pekan kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 22,511 poin (0,532 persen) ke level 4.256,436 dan LQ45 naik 2,51 poin (0,36 persen) ke posisi 704,89.

BACA JUGA: Project Manager Adhi Karya Teken Kesepakatan Anti Korupsi

"Penguatan yang terjadi di akhir pekan tersebut belum dapat mengimbangi penurunan yang terjadi (secara akumulatif)," ujarnya.

Pada perdagangan hari ini, Reza memperkirakan IHSG akan berada pada support 4.200-4.243 dan resistance di 4.267-4.270. "Pertarungan antar kekuatan beli dan jual akan membuat IHSG variatif karena masih dalam tren penurunannya," tuturnya.

BACA JUGA: Sriwijaya Air akan Terbangi Pangkalan Bun

Investor disarankan tetap waspada downreversal bila data-data makroekonomi awal pekan seperti inflasi dan neraca perdagangan dan tidak sesuai dengan estimasi. (gen/sof)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina dan ExxonMobil Tuntaskan Kesepakatan Penjualan Aset


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler