Tapi, di film terbaru yang berjudul Bidadari-Bidadari Surga, ibu dua anak itu tampil sangat berbeda. Karakternya tidak seperti Nirina. Dalam film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Tere Liye tersebut, perempuan kelahiran Madagaskar itu menjadi tokoh utama.
Namanya Laisa. Dia sulung untuk empat adiknya. Laisa diceritakan sebagai kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya. Dia banyak berkorban demi kebaikan taraf hidup keluarga ketika ayah mereka meninggal.
Secara fisik, Laisa sangat berbeda dengan adik-adiknya yang berkulit putih, berhidung mancung, dan berparas rupawan. Kulit Laisa gelap, rambut keriting tak tertata, tidak pernah tersenyum, gemuk, pendek, kalau jalan bungkuk, dan langkahnya melebar.
”Ceritanya, Laisa itu mengalami hambatan pertumbuhan. Sebab, waktu kecil dia sering dipukulin ayahnya,” jelas Nirina menjelaskan kenapa sosok Laisa sangat berbeda dengan adik-adiknya.
Sepanjang film diputar untuk press screening pada Selasa lalu (4/12) di Planet Hollywood, penonton seperti tidak melihat Nirina. Hal itu juga diakui Henidar Amroe serta Piet Pagau, dua pemain senior yang terlibat dalam film produksi Starvision tersebut.
”Awal-awal lihat Nirina setelah di make-up saya tertawa. Kaget. Padahal, saya kan harus sering satu frame karena ceritanya dia anak saya. Aslinya kan dia orang yang sangat ceria. Jadi, saya harus menjaga diri supaya nggak kelepasan tertawa,” tutur Henidar Amroe yang berperan sebagai Mamak Lainuri.
Saat berakting, Henidar merasa yang dihadapannya bukan Nirina yang biasa dia kenal. ”Alhamdulillah. Berarti akting saya berhasil dong ya,” sahut Nirina. Memerankan Laisa memang cukup berat buat Nirina.
Dia harus dirias mulai ujung kepala sampai ujung kaki. Kulitnya dibuat hitam. Dia juga mesti mengenakan wig keriting sepanjang syuting. Cara berpakaiannya pun kuno meski sudah berhasil memiliki perkebunan stroberi. ”Gemes sebenarnya lihat Laisa begitu. Kan sudah punya banyak duit, kenapa nggak catokan sih biar rambutnya bagus,” canda Nirina.
Istri Ernest, personel Cokelat, itu menerima tawaran syuting film setelah melahirkan anak keduanya pada Juni lalu. Sang sutradara, Sony Gaokasak, justru meminta dia tidak menurunkan berat badan dulu. Film tersebut juga tidak melalui proses reading sehingga semua harus dipelajari on the spot. Termasuk, chemistry dengan para pemain.
Lalu, bagaimana perasaan Nirina saat harus mendalami karakter tersebut? ”Karena jalannya harus bungkuk, jadi terbawa di rumah. Suami sampai suka negur. Heh, ini sudah bukan di film lagi,” kata dia menirukan ucapan suaminya.
Laisa adalah peran paling ekstrem yang pernah dibawakan Nirina. Dia harus menahan diri tidak boleh senyum. Tidak boleh tertawa lebar sampai terlihat gigi. ”Tidak boleh happy dia,” lanjutnya.
Bidadari-Bidadari Surga juga diperkuat oleh beberapa pemain. Di antaranya, Nadine Chandrawinata, Nino Fernandez, Mike Lewis, Astri Nurdin, Rizky Hanggono, Gary Iskak, Joe P. Project, dan banyak pemain lain. Film tersebut dirilis di bioskop mulai hari ini. (jan/c14/ayi)
Komentar Peran Laisa
”Wignya bikin senep, gatal, lembap, panas. Karena kulit saya diitemin, saat yang lain istirahat setelah syuting, saya harus bersih-bersih dulu.”
Nirina, pemeran Laisa
”Sayang, I Love You. Tapi bukan yang di film ini.”
Ernest, suami Nirina
”Na, kamu sadar nggak sih kalau masih pakai wig?” (awal-awal didandani, Nirina kurang nyaman. Tapi, lama-kelamaan dia bahkan bisa tertidur lelap dengan dandanan sebagai Laisa)
Sony Gaokasak, sutradara
”Kali pertama datang ke lokasi syuting, saya tidak tahu kalau itu Nirina.”
Piet Pagau, lawan main
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Keluarga, Angelina Bakal Berhenti Berakting
Redaktur : Tim Redaksi