Bus Pariwisata Celaka di Jalur Pantura Jatim

Senin, 31 Desember 2012 – 02:44 WIB
BANYUWANGI  - Jelang pergantian tahun,  jalan raya pantai utara (pantura) mulai menelan korban. Dini hari kemarin (30/12), dua bus pariwisata terlibat tabrakan di jalur pantura Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jatim. Dalam kejadian itu, tiga penumpang bus tewas, tiga kritis, dan 18 orang menderita luka-luka.
     
Bus yang terlibat tabrakana dalah PO Ardiansyah AA 1699 DW dan PO Trans Utama B 7012 TGA. Bukan hanya itu, mobil Toyota Avanza bernopol DK 790 ES yang berada persis di belakang bus PO Ardiansyah, menabrak bus yang ada di depannya hingga hancur bagian depannya.

"Bus dari arah depan (PO Trans Utama) kecepatannya tinggi dan menabrak bus yang ada di depan saya (PO Ardiansyah), lalu saya menabrak," ujar sopir mobil Toyota Avanza, Inggih Wahyu Jatiku, 25, asal Perum Cendana BLK A4 No 09, RT 2/9, Batam.
     
Dalam kecelakaan itu, tiga orang meninggal di lokasi kejadian dengan luka yang cukup parah, tiga kritis, dan 18 penumpang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Tiga korban yang meninggal itu langsung dibawa ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan. Sedang yang luka-luka dirawat di RSUD Blambangan dan RS Yasmin Banyuwangi.
     
Ketiga korban tewas adalah  Maratus Sayidah Shofia, 12, asal Desa Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo; Suroso, 42, warga Desa Masangan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo; dan Ujang Tompel, 40, asal Bandung, Jawa Barat.

Shofia adalah penumpang PO Ardiansyah. Dia meninggal karena luka yang cukup parah di bagian kepala dan kaki. Korban tewas lainnya adalah Suroso adalah kernet PO Ardiansyah. Suroso tewas seketika setelah kepalanya pecah. Tubuh dan kakinya hancur. Sedangkan Ujang Tompel, kernet bus PO Trans Utama ini meninggal karena mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
     
Diperoleh keterangan, tabrakan beruntun itu terjadi pukul 02.00 dini hari. Saat kejadian, bus PO Trans Utama yang disopiri Anan asal Bandung, melaju dari arah utara. Sedang bus PO Ardiansyah yang disopiri Slamet Sugianto, 27, asal Setro, RT 13/7, Kecamatan Meganti, Kabupaten Gresik, bergerak dari arah selatan.
     
Saat tiba di jalan raya Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, tepatnya di depan SDN 1 Bengkak, bus PO Trans Utama yang mengangkut rombongan wisata dari SMA Bina Warga, Palembang, Sumatera Selatan, ini menyalip truk yang ada di depannya. Tapi nahas, dari arah berlawanan muncul bus PO Ardiansyah yang mengakut rombongan wisata religi dari Desa Anggaswangi, Desa Sukodono, Sidoarjo. "Bus menyalip truk tanpa melihat dari arah depan ada kendaraan apa tidak," cetus Slamet Sugianto, sopir bus PO Ardiansyah.
     
Menurut Slamet, saat tabrakan itu kecepatan busnya sengaja dikurangi karena dari arah depan dilihat ada iring-iringan bus akan menyalip truk yang ada didepannya. "Bus pertama berhasil menyalip truk, bus yang kedua mengikuti dan langsung menabrak bus yang saya sopiri ini," ungkapnya.
     
Bus PO Trans Utama yang telah menabrak bus PO Ardiansyah ini kecepatannya cukup tinggi. Saking banternya, benturan cukup kurang hingga bagian depan dari kedua bus hancur. Tiga korban yang meninggal, terhimpit oleh kursi dan bodi bus yang hancur. Slamet terpental dari kursi sopir dan jatuh ke jalan aspal. "Tubuh saya penuh dengan kaca," terang Slamet Sugianto pada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.
     
Bus PO Trans Utama dikemudikan oleh Anan, sopir cadangan yang menggantikan Alit. Anan memegang kemudi setelah Alit makan di RM Bromo, Probolinggo.

"Pak  Alit saat kejadian tidur di belakang, sekarang terluka dan dirawat di RS Yasmin. Kita sedang mencari Anan yang nyopir bus," uajr Amran Adnani, 47, salah satu guru SMA Bina Warga, Palembang, Sumatera Selatan.

Kepala sekolah (Kasek) SMA Bina Warga Yus Rizal membeberkan, rombongan yang ikut wisata ke Bali ini sebanyak 162 orang. Rombongan sekolahnya ini, diangkut lima unit bus Pariwisata. "Yang kecelakaan itu rombongan bus yang kedua, berisi 45 penumpang dan semuanya selamat," katanya.
     
Tabrakan beruntun yang terjadi di jalan raya Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo ini, sempat memacetkan arus lalu lintas. Apalagi, saat tabrakan bus PO Trans Utama melintang di badan jalan. Proses evakuasi yang lambat, membuat kemacetan semakin panjang.
     
Meski tabrakan ini terjadi sekitar pukul 02.00, evakuasi pada bus baru bisa dilakukan sekitar pukul 05.30 atau membutuhkan waktu hingga 3,5 jam lamanya. bahkan, tiga korban yang meninggal di lokasi kejadian dengan tubuh hancur karena terhimpit oleh body bus, berhasil dikeluarkan pada pukul 05.30 itu.
      
Ketiga korban yang meninggal ini, oleh petugas kepolisian langsung dibawa ke RSUD Blambangan. Sedang para penumpang yang mengalami luka, dilarikan ke Puskesmas Wongsorejo. Tapi karena lukanya cukup serius, 18 korban yang mengalami luka dirujuk ke RSUD Blambangan, sedang tiga korban lainnya dirawat di RS Yasmin Banyuwangi.
     
Dari jumlah korban yang mengalami luka berat dan ringan itu, tiga diantaranya dengan kondisi kritis. Ketiga korban itu Imam Basori, 47, dan Suwandi, 59, keduanya penumpang bus PO Ardiansyah asal Desa Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Satu korban lagi yang kritis Indri asal Bandung, salah satu kru bus PO Trans Utama.  "Korban masuk ke sini (RSUD Blambangan) pukul 04.30," terang dokter jaga RSUD Blambangan, dr Erbino Togama.
     
Menurut Erbino, dari 18 korban tabrakan yang dirawat di RSUD Blambangan itu banyak yang mengalami patah tulang pada kaki dan tangan. Selain itu, juga ada yang gegar otak (GO) ringan dan berat. "Yang luka ringan bisa langsung pulang," katanya.
     
Kapolsek Wongsorejo Iptu Edy Purwanto menyebut, tabrakan ini terjadi saat bus PO Trans Utama yang meluncur dari arah utara menyalip truk yang ada di depannya. Tapi sial, dari arah berlawanan ternyata ada bus PO Ardiansyah. "Sopir bus dari utara tidak tahu ada bus yang dari arah berlawanan," ujarnya.
     
Ditanya lambatnya evakuasi bus dan korban hingga menimbulkan kemacetan, mantan Kanit Provost Polres Banyuwangi ini mengaku karena tidak ada peralatan. Evakuasi yang bisa dilakukan sekitar pukul 05.30 itu, setelah bus yang melintang di jalan diseret dengan truk yang melintas. "Kita dapat peralatan sekitar pukul 04.30," sebutnya.(abi)

Laka Maut di Jalur Pantura
Kejadian: 02.00 WIB. 
Lokasi: Jalur Pantura Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo (15 km arah utara Kota Banyuwangi)

Korban Tewas:
Maratus Sayidah Shofia, 12, asal Desa Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo (penumpang bus PO Ardiansyah) Suroso, 42, warga Desa Masangan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo (kernet PO Ardiansyah) Ujang Tompel, 40,  Bandung, Jawa Barat Shofia (penumpang bus PO Ardiansyah).
Kronologis kecelakaan:
Iring-iringan bus Trans Utama melaju dari arah utara. Bus mengangkut rombongan wisata dari SMA Bina Warga, Palembang, Sumatera Selatan. Ada lima bus yang mengangkut rombongan wisata. Persis di depan SDN 1 Bengkak, bus urutan nomor dua bernopol B 7012 TGA berusaha mendahului truk di depannya. Saat bus Trans menyalip truk, dari arah berlawann (selatan) melaju bus PO Ardiansyah yang mengangkut rombongan ziarah wali songo. Tabrakan maut tak bisa dihindari. Dua bus itu langsung adu moncong. Mobil Avanza yang ada di belakang bus Ardiansyah ikut-ikutan celaka. Mobil bernopol  DK 790 ES mencium bodi belakang bus Ardiansyah.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Adu Kuda di Muna Terancam Punah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler