jpnn.com, JAKARTA - Pertandingan terakhir duet Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir alias Owi / Butet harus berakhir dengan kekalahan.
Owi / Butet harus mengakui keunggulan ganda campuran peringkat satu dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei / Huang Yaqiong dengan skor 21-19, 19-21 dan 16-21, di Istora Senayan Jakarta, Minggu (27/1).
BACA JUGA: Saina Nehwal Tak Bisa Bangga jadi Juara Indonesia Masters 2019
Meski harus berakhir dengan kurang begitu manis, namun Owi tetap menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Butet. Menurut Owi, di pertandingan terakhirnya, Owi tetap mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
“Terima kasih kepada Cik Butet, sampai pertandingan terkahir pun dia masih memotivasi saya, memberi saya banyak pelajaran. Di saat terakhir dia main saja enggak pantang menyerah, tetap kasih masukan, semangatnya tinggi, ini jadi motivasi buat saya. Setelah nanti enggak berpasangan dengan Cik Butet, mudah-mudahan bisa membawa pemain muda dan tetap bisa berprestasi, saya akan menularkan pengalaman saya ini kepada pemain muda,” ungkap Owi.
BACA JUGA: Ahsan / Hendra: Minions Lebih Cepat dan Mematikan
(Baca yang ini dong: Perpisahan dengan Butet)
Owi / Butet mengawali pertandingan dengan begitu baik. Mereka terus unggul dan menang atas Zheng / Huang di game pertama. Namun, penampilannya seketika menurun di akhir game kedua dan memaksa harus dilanjutkan ke game penentu.
BACA JUGA: Anders Antonsen, Bule Denmark yang Tak Percaya Bisa Juara di Istora
Zheng / Huang justru semakin sulit dikendalikan di game penentu, sementara performa Owi / Butet terus menurun. Zheng / Huang akhirnya merebut gelar juara.
“Ada beberapa kesalahan yang jadi momen buat lawan. Saya dan Owi sudah berjuang, sudah mengeluarkan kemampuan terbaik kami, saya puas dengan penampilan terakhir saya karena bisa mengeluarkan semua kemampuan dan menyusahkan pasangan nomor satu dunia, di usia saya yang tidak muda lagi dan di akhir karier saya,” kata Butet.
“Saya ucapkan terima kasih untuk pendukung Owi / Butet yang luar biasa. Kami mau ngomong aja enggak kedengaran, luar biasa, saya rasa ini yang membuat pasangan Tiongkok jadi grogi di awal,” lanjutnya.
Sebelum partai final dimulai, telah digelar sesi Liliyana Natsir's farewell event untuk mengapresiasi prestasi yang telah ditorehkan Butet setelah 24 tahun mengukir prestasi untuk Indonesia. Butet menilai, momen itu tidak akan bisa dia lupakan.
“Pastinya terharu, dari kamar saya jalan, sampai di Istora tarik napas dalam terus. Saya sudah bertekad jangan sampai meneteskan air mata, ada gengsi juga, karena kan selama ini kelihatannya cool dan tegar ha ha. Tapi karena ini momen terakhir saya dan dirayakan begitu luar biasanya, pastinya tersentuh juga dan lihat penonton, padahal tidak ada pemain Indonesia di partai pertama dan kedua, tapi mereka tetap hadir,” ungkap Butet. (db/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menang dari Greysia / Apriyani Bikin Misaki / Ayaka Lebih Bergairah
Redaktur & Reporter : Adek