Buyarkan Misi Mantan

Minggu, 21 Oktober 2012 – 09:35 WIB
LONDON – Gol Jermain Defoe pada menit ke-54 seharusnya menjadi momentum Andre Villas-Boas memenuhi misi di White Hart Lane tadi malam WIB. Gol ke-200 Defoe sepanjang karirnya itu membuat Tottenham Hotspur, balik memimpin 2-1 atas Chelsea.
 
Spurs – sebutan Tottenham – sebelumnya tertinggal 0-1 di babak pertama. Gary Cahill membobol gawang Brad Friedel pada menit ke-18 memanfaatkan clearance buruk kapten Spurs William Gallas. Seolah membayar kesalahan, Gallas mencetak gol balasan hanya dua menit setelah turun minum.
 
Namun, dalam situasi Spurs unggul, penyakit lama tim asuhan Boas kembali muncul. Ketika menangani FC Porto maupun Chelsea, Boas dikenal sebagai pelatih dengan filosofi menyerang. Pelatih yang baru merayakan ultah ke-35 empat hari lalu (17/10) itu mampu membentuk tim dengan skema serangan yang rapi, tapi rapuh dalam pertahanan.
 
Hanya dalam rentang tiga menit (66’ dan 69’), Chelsea balik mengungguli tuan rumah lewat gol-gol Juan Mata. Gol keempat The Blues – sebutan Chelsea – yang dilesakkan Daniel Sturridge di masa injury time semakin menegaskan masalah kronis tim Boas.
 
Gol itu merupakan blunder bek kanan Kyle Walker yang gagal mengamankan bola di area kanan pertahanan Spurs. Bola berhasil diserobot Mata sehingga winger internasional Spanyol itu leluasa menusuk kotak penalti Spurs lalu mengirim umpan yang dengan mudah disontek Sturridge.
 
Kekalahan atas Chelsea tak pelak membuyarkan misi Boas melampiaskan dendam pribadinya kepada klub yang memecatnya musim lalu itu. Boas makin tersudut ketika di akhir laga, fans Chelsea yang menjadi penonton minor White Hart Lane meneriakkan yel-yel “Itulah sebabnya kami juara (Liga Champions)“.  
 
Fans Chelsea seakan ingin membalas psywar Boas sebelum laga. Boas berkata sukses Chelsea memenangi Liga Champions musim lalu tidak ada apa-apanya ketimbang kala dirinya membawa Porto sebagai juara liga Portugal tanpa pernah terkalahkan pada musim 2010-2011.
 
Kekalahan Spurs sendiri tak lepas dari absennya dua pilar lini tengah, Gareth Bale dan Moussa Dembele. Keduanya dikabarkan tidak fit dari cedera tulang panggul yang dialaminya saat tampil di kualifikasi Piala Dunia 2014. Tanpa keduanya, Spurs mati gaya dalam permainan individu dan kreativitas. 
 
“Kami sebenarnya memulai babak kedua dengan sangat kuat dan penuh gairah. Tapi, permainan individu dan kreativitas yang brilian kali ini menjadi milik mereka (Chelsea),” kata Boas kepada Sky Sports.
 
Sementara pelatih Chelsea Roberto di Matteo menilai Spurs hanya dominan kurang dari seperempat jam di awal babak kedua. “Di luar itu, kami-lah yang lebih memiliki inisiatif dalam pertandingan,” kata Di Matteo di situs resmi klub.
 
“Ini sekaligus sebuah tes karakter bagi kami. Datang menghadapi tim yang menang beruntun empat kali, dalam laga derby, serta keraguan yang muncul seusai pemain menjalani break internasional. Hasilnya, kami lulus dengan nilai sempurna,” sambung pelatih yang tadi malam menunjuk Petr Cech sebagai kapten tim mengisi absennya John Terry karena skors itu.
 
Bagi Chelsea, kemenangan atas Spurs berarti memecah telur di White Hart Lane dalam enam lawatan terakhir di liga atau sejak 2005. Yang lebih krusial, tiga angka dalam derby London itu makin mengukuhkan posisi Chelsea sebagai pemuncak klasemen hingga pekan kedelapan dengan 22 angka (start terbaik Chelsea sejak 2006).
 
Chelsea dibayangi Manchester United dengan selisih empat angka (18) yang juga menang 4-2 atas Stoke City di Old Trafford. Sedangkan juara bertahan Manchester City meraih victory 2-1 di West Bromwich Albion.  City harus bermain dengan 10 orang sejak keluarnya James Milner pada menit ke-23 plus tertinggal 0-1 setelah menit ke-67. Edin Dzeko menjadi bintang City berkat dua golnya pada sepuluh menit terakhir. (dns/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ronaldo Kesal Pada Wasit

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler