Bvrtan Kembali dengan Menyanyikan Suara Kaum Buruh dan Tani

Kamis, 16 Agustus 2018 – 23:37 WIB
MISTERIUS: Dua personel Bvrtan saat peluncuran album terbarunya di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (16/8). Foto: Dedi Yondra/JPNN.Com

jpnn.com - Band black metal Bvrtan akhirnya comeback setelah lama menghilang. Kini, band yang sering disebut grup pedesaan itu hadir lagi dengan semangat membara. 

Kembalinya Bvrtan tentu tetap dengan pakem eksklusivitas yang selama ini mereka jaga. Para personel Bvrtan yang biasa dipanggil Pak Kades (vokal), Kvli Arit (gitar dan bass), serta Penjaga Mvsholla (drum) yang menggantikan posisi Tvkang Pacvlt masih menyembunyikan identitas asli mereka.

BACA JUGA: Tiga Tahun Synchronize Fest, Konsisten Sajikan Musik Lokal

Bahkan sama seperti dari awal berdiri, Bvrtan menolak untuk tampil di panggung atau di mana pun. "Kami punya kesibukan, jarak juga menghalangi, saya baru balik dari luar negeri, jadi kami tetap tidak akan manggung, kecuali dibayar tujuh miliar," kata Pak Kades berkelakar saat peluncuran album Bvrtan di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (16/8).

Ketiga personel Bvrtan pada peluncuran album terbarunya tetap menyembunyikan wajah mereka dari hadapan penggemar dan media. Ketiganya berbicara hanya dari balik layar yang digelapkan sehingga tidak bisa dilihat.

BACA JUGA: Raline Shah: Berita Aneh itu Sesuatu yang Menarik

Album baru bertajuk Gagak Pancakhrisna menjadi bukti keseriusan Bvrtan bangkit lagi. Menyembul dari balik dinding-dinding dunia maya dan media sosial, mereka ingin mengembalikan keeksklusifan black metal ke pakem lama 'Trve Black Metal' seperti yang pernah berkembang pada awal 1990-an di daratan Skandinavia.

Bvrtan juga berupaya memopulerkan penggunaan huruf 'V' dalam setiap pemakaian kalimat yang diumumkan oleh band tersebut. Gagak Pancakhrisna adalah rilisan teraktual Bvrtan sejak melepas box set diskografi lengkap mereka yang berisi 7 CD beberapa tahun lalu.

BACA JUGA: Bukan Pernikahan, ini Hari Bersejarah Bagi Chand Kelvin

Musik untuk album itu sejatinya sudah rampung direkam sejak 3 tahun lalu. Sementara recording vokal baru bisa diselesaikan pada Juli 2018 karena kesibukan sang vokalis.

"Saya baru kembali ke Indonesia," ujar Pak Kades.

Bvrtan mencoba mengeksplorasi sound dan riffing pada album teranyarnya. Semua jauh dari sentuhan ekstremitas dari album-album mereka sebelumnya, yakni dengan menyajikan sound yang lebih ramah telinga. 

Bagian yang tidak kalah penting dalam album Gagak Pancakhrisna adalah lirik. Tentunya lirik tentang sosial, terutama kehidupan kaum buruh dan tani masih jadi peluru Bvrtan.

Menurut Pak Kades, masih banyak masalah hidup yang dihadapi para buruh, khususnya petani. Semua lirik dikemas dengan sangat apik tanpa balutan kalimat indah yang bertele-tele.

"Gagak diambil karena suaranya, sementara Pancakhrisna adalah lima sisi gelap. Jadi album ini gelap, sisi lirik, dan bicara soal kehidupan dasar-dasar di Svkatani (daerah imajinasi Bvrtan)," urai sang vokalis.

Cover album Gagak Pancakhrisna juga digarap istimewa. Karya itu adalah sketsa dari seniman bernama Edvard Mvnch asal Norwegia.

Sampul album itu menggambarkan manusia berbadan burung di atas orang yang sedang sekarat. Kesannya sangat cocok dengan judul album yang menggambarkan sarkasme dari dasar negara di mana rakyat yang masih sekarat di bawah naungan burung tersebut.

Rilisan fisik album baru Bvrtan diproduksi oleh Blackandje Records. Album Gagak Pancakhrisna diharapkan menjadi sajian segar bagi para pencinta musik black metal Indonesia dan luar negeri. 

"Bandnya agak unik, rasanya sayang dilewatkan. Ini jadi album setelah terakhir 2012 lalu," ujar Mitra dari Blackandje Records.(mg3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dita Soedarjo Pengin Gelar Acara Amal di Pesta Pernikahan


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler