JPNN.com

Cabai Rawit Merah Tembus Rp 85 Ribu, Gubernur Luthfi Dorong Pemerataan Pasokan

Senin, 24 Maret 2025 – 12:55 WIB
Cabai Rawit Merah Tembus Rp 85 Ribu, Gubernur Luthfi Dorong Pemerataan Pasokan - JPNN.com

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi membeberkan strategi untuk menekan kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang sudah melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP).

Salah satu caranya adalah dengan pemerataan pasokan pangan antar daerah kabupaten/kota yang berbasis pada potensi wilayah.

BACA JUGA: Harga Cabai Makin Pedas jelang Lebaran 2025, Daging Sapi Apa Kabar?

Strategi ini mencakup komoditas seperti daging, telur ayam ras, cabai, kentang, bawang merah, dan lainnya.

"Ini untuk menghindari inflasi dengan memaksimalkan potensi wilayah, jadi perlu ada koordinasi antar daerah," kata Luthfi di sela Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara daring, Senin (24/3).

BACA JUGA: Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Masih Tinggi

Rapat tersebut juga diikuti secara regional di kompleks Kantor Gubernur Jateng oleh anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Luthfi mencontohkan bahwa apabila suatu kabupaten/kota memiliki keunggulan dalam produksi pangan tertentu, hasil panennya bisa didistribusikan ke daerah lain yang mengalami kekurangan.

BACA JUGA: Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Dorong Anak Muda Gelar Festival Kuliner UMKM di 35 Kabupaten/Kota

"Kalau harga bawang merah tinggi, hasil panen di Brebes bisa digeser ke daerah lain. Cabai juga bisa didistribusikan, tinggal koordinasi kebutuhan logistiknya. Saya yakin dinas terkait bisa melakukan intervensi agar terjadi pemerataan," ujarnya.

Menurut Luthfi, dengan pemerataan pasokan pangan, deviasi harga antar wilayah dapat diintervensi secara langsung sehingga inflasi lebih mudah dikendalikan. "Kita harus bisa. Selama ini, itu yang menjadi kendalanya," tambahnya.

Terkait kenaikan harga sejumlah komoditas saat ini, Luthfi menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi, seperti peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Hari Raya Idulfitri, curah hujan tinggi, serta serangan hama patek. Situasi ini tidak hanya berdampak pada harga di Jateng, tetapi juga memicu kenaikan harga secara nasional.

"Harga bahan pokok penting (bapokting) jika dilihat dari HAP tidak terlalu naik signifikan, kecuali cabai rawit merah keriting yang mencapai Rp 85 ribu," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa hama patek di sejumlah daerah dan curah hujan tinggi memengaruhi kuantitas serta kualitas hasil panen. Secara nasional, kondisi ini terjadi di Jateng, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.

"Posisi Jateng saat ini mencatat Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 2,23 persen. Pemicunya adalah cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras," ujar Amalia.

Ia menambahkan, pola inflasi Ramadan 2024 dan 2025 memiliki kemiripan, khususnya pada komoditas seperti daging ayam ras dan bawang merah saat Lebaran.

"Tahun ini, hingga pekan ketiga Ramadan, yang perlu diwaspadai adalah cabai rawit," pungkasnya. (jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler