Cak Imin & Jokowi Bertemu, Bakal Ada Kejutan di Pilpres 2024? Tunggu Saja

Minggu, 26 Maret 2023 – 06:10 WIB
Pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (24/3) dinilai bakal memberikan kejutan besar bagi peta politik nasional. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari mengatakan peta koalisi jelang Pilpres 2024 masih akan memunculkan banyak kejutan.

Terlebih seusai pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (24/3).

BACA JUGA: Cak Imin Pengin Tes Kesaktian Yusril Ihza Mahendra di Pilpres 2024

Menurut Sholeh setidaknya ada tiga pembahasan yang dalam pertemuan tersebut. Pertama yang dibahas ialah posisi PKB terkini dan ke depan terhadap konstalasi pilpres.

"Kedua relasi PKB dengan PBNU pasca menguatnya PKB dalam hasil-hasil survei terakhir. Ketiga, tawaran menteri atau setidaknya wakil menteri dalam reshuffle yang kemungkinan tanggal 8 April," kata Sholeh kepada JPNN.com, Minggu (26/3).

BACA JUGA: Erick Thohir Dinilai Cawapres Potensial untuk Melanjutkan Perubahan Pembangunan Jokowi

Dia juga melihat adanya negosiasi untuk menambah kekuatan PKB di jajaran pemerintahan terutama untuk reshuffle kabinet yang diprediksi berlangsung April mendatang.

"Jika ini terjadi, setidaknya hanya ada dua orang dekat Cak Imin yang potensial mengisinya yaitu Fathan Subhi Sekretaris Fraksi PKB dan Jazilul Fawaid Wakil ketua MPR," lanjutnya. 

Sholeh menilai Presiden Jokowi sangat piawai merangkul elit politik terutama untuk menjaga agar pemerintahan tetap kondusif dan isu liar penundaan pemilu menjadi reda.

"Seiring menguatnya pemilu dengan proporsional tertutup dan meredanya isu liar penundaan pemilu, Jokowi ingin merangkul 'kembali' PKB sebagai subyek inti," ujarnya.

Tak hanya itu, dia juga mengkritisi sebagai PKB kurang begitu diberi porsi oleh Gerindra. Dan hanya sebagai jalan untuk mendapat tiket Pilpres 2024 dan merupakan hal yang sangat miris bagi partai besar dengan basis massa NU yang sangat luas.

"Sejak deklarasi Gerindra-PKB, partai yang lahir dari rahim NU dianggap hanya sebagai objek dan komoditas untuk memenuhi syarat Presidential Treshold  (PT) bagi Prabowo," kata Sholeh.

Dia juga meyakini berdasarkan hasil survei yang dilakukan SMRC dan Indobarometer yang menempatkan PKB di posisi tiga besar bisa mengubah konstalasi dan hitung-hitungan kekuatan, utamanya relasi PDIP dengan PBNU.

“Yang tergambar dari hasil survei tersebut adalah kemampuan Cak Imin memainkan diri sebagai playing victim setelah dihajar sepanjang setahun lebih oleh PBNU. Keberhasilan PKB masuk tiga besar survei setelah PDIP dan Gerindra, bisa juga dibaca bahwa mesin partai di semua struktur PKB berikut caleg-calegnya bekerja optimal," pungkas Sholeh.(mcr8/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler