jpnn.com, JAKARTA - Emha Ainun Nadjib mengaku telah lama mengagumi sosok mendiang Yon Koeswoyo.
Budayawan ini memimpin doa pengantar almarhum Yon Koeswoyo ke peristirahatan terakhir di samping kedua orang tua dan kakanya Tonny Koeswoyo, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1).
BACA JUGA: Yon Koeswoyo Keturunan Ningrat, tak Membeda-bedakan Teman
Suami Novia Kolopaking ini pun berencana akan menuliskan perjalanan Koes Plus dari sisi berbeda yang tak banyak diketahui orang.
“Saya pribadi akan terus menulis dimensi-dimensi yang tidak banyak orang ketahui, Yon itu sosok yang setia pada kehendak Allah. Nilai-nilai ajaran dari Wali Songo juga dia bawa terus menerus,” kata Cak Nun usai memakamkan Yon Koeswoyo di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1).
BACA JUGA: Keburu Dipanggil, Yon Koeswoyo Gagal Manggung di Lombok
“Saya akan terus menulis tentang mereka. Rencananya, saya akan menulis sepuluh bagian, sudah ada dua, sejarah mereka patut diketahui orang banyak. Nanti ada tulisan tentang saat mereka di penjara juga saya kisahkan," lanjut Cak Nun.
Menurut Cak Nun, Indonesia memiliki orang-orang hebat yang kerap dilupakan. Untuk itulah dirinya merasa terpanggil untuk menuangkan dalam tulisan.
BACA JUGA: Cak Nun: Yon Koeswoyo adalah Pribadi yang Murni
“Kita punya Buya Hamka, Gus Dur, dan beberapa lainnya, tapi mereka hanya kita bawa untuk memenuhi kepentingan politik tertentu, untuk kepentingan kita. Pahami itu, mereka bukan untuk kepentingan segelintir orang saja, pahami mereka sebagai manusia," tegas Cak Nun.
Kemudian, dia menceritakan sosok almarhum Yon Koeswoyo yang nasionalis sejak dulu. Bahkan, ditegaskannya Koes Plus bukan sekadar musisi melainkan pejuang. Diingatnya, bagaimana Koes Bersaudara pernah mencicipi tinggal dalam penjara semasa era pemerintahan Presiden Soekarno.
Di matanya, keluarga Koes adalah petapa-petapa luar biasa karena di usia senja saja masih loncat-loncat di atas panggung. Dia pun mengaku banyak belajar nilai-nilai dari mereka, terutama almarhum Yon Koeswoyo dan Tonny Koeswoyo.
Tetapi, Cak Nun menyayangkan tidak ada generasi milenials yang paham akan sejarah panjang Koes Plus tersebut.
"Indonesia jangan menyia-nyiakan hadiah dari Tuhan lah, mereka ini salah satu hadiah Tuhan untuk Indonesia.
Melalui websitenya, Caknun.com, diketahui bahwa beliau telah menuliskan beberapa hal tentang Koes Plus sejak tahun 1993.
Berikut sedikit kutipan yang ditulis Cak Nun di lamannya untuk Koes Plus.
"Vokal Koesyono yang ‘dusun’ dan lugu, serak tenggorokan Koesyoko yang selalu terasa memuat semacam ketulusan, wajah malu-malu Murry, Abadi Soesman yang menopangnya, serta kenangan atas almarhum Koestono alias Tonny yang jenius, kaya raya kreativitasnya dan matang–menyodorkan kepada kita bukan saja kenikmatan ‘purba’ yang aneh, namun juga menyertakan sejumlah pertanyaan kehidupan yang mendasar". (yln/jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Penggemar Koes Plus Antar Yon Koeswoyo
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh