Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, kekuatan caleg tersebut memang belum sepenuhnya ditangkap dalam survei-survei tentang elektabilitas parpol saat ini. Menurut dia, umumnya peran para caleg itu baru bisa terbaca oleh survei pada saat menjelang pelaksanaan pemilu. "Ini kesempatan sekaligus tantangan," ujar Burhanuddin di Jakarta.
Dia menyatakan, ketokohan serta kerja politik caleg pada daerah pemilihan masing-masing bisa mengubah persepsi masyarakat terhadap partai politik yang bersangkutan.
Karena itu pula, dia menyarankan, partai-partai lebih baik berkonsentrasi pada pembentukan citra kader ketimbang citra parpol. Apalagi, pada sisa waktu tersisa menjelang Pemilu 2014 yang kurang dari dua tahun. "Kalau citra parpol, masyarakat menganggap semuanya sama. Jadi, apa pun terobosan program yang dilakukan, tidak akan banyak pengaruhnya," tuturnya.
Hingga saat ini, di beberapa survei, beberapa partai yang ada di parlemen masih relatif rendah. Padahal, sebagaimana telah diatur dalam UU Pemilu, ada peningkatan angka ambang batas minimal perolehan kursi di parlemen (parliamentary threshold, PT) yang harus dilalui. Dari awalnya hanya 2,5 persen pada pemilu lalu menjadi 3,5 persen.
Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy menegaskan tidak begitu risau dengan hasil survei sejumlah lembaga atas perolehan suara partainya hingga saat ini. "Saya sih memang dari dulu kurang percaya dengan hasil survei dukungan partai kalau masih jauh-jauh hari," kata Tjatur.
Keyakinan itu, menurut Tjatur, disandarkan pada pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya. Bahwa ada perbedaan signifikan antara hasil survei dan perolehan suara riil PAN dalam pemilu. "Dan, kuncinya memang pada strategi partai kami menempatkan caleg-caleg yang tepat di masing-masing dapil," imbuh wakil ketua Komisi III tersebut.
Dia mencontohkan, strategi partainya yang menerapkan penentuan caleg terpilih berdasar suara terbanyak secara murni. "Kalau bisa dikatakan, kami yang memelopori mekanisme ini. Termasuk akhirnya diadopsi sebagian di UU Pemilu, kami pula yang ikut mendorongnya," ujar Tjatur.
Optimisme yang sama disampaikan Wakil Sekjen DPP Partai Hanura Saleh Husin. Dia yakin partainya tetap lolos syarat PT pada pemilu mendatang. Keyakinan Saleh itu didasarkan pada perolehan suara partainya yang cukup tinggi di tingkat DPRD masing-masing daerah seluruh tanah air. "Di DPRD, Hanura adalah partai nomor 6 terbesar. Ini realitas dan salah satu kekuatan kami," ujarnya.
Dia yakin kader-kader Hanura di daerah itu akan bekerja lebih giat untuk memperjuangkan perolehan suara partainya secara nasional nanti. "Mereka ini kan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah. Jadi, kami tidak risau," tandasnya. (dyn/c7/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PAN Berangkatkan 10 Ribu Pemudik Secara Gratis
Redaktur : Tim Redaksi