Calon Incumbent Berebut Dukungan PDIP

Kamis, 03 Mei 2012 – 20:46 WIB

KENDARI - Rivalitas antara Buhari Matta (BM) dan Nur Alam (NA) untuk menjadi Gubernur Sultra periode 2013-2018 cukup sengit. Tidak hanya “perang” opini di media dan berebut simpati rakyat di lapangan, kedua tokoh ini juga bersaing memperebutkan dukungan berbagai partai politik, khususnya yang memiliki kursi di DPRD Sultra. Bupati Kolaka dan Gubernur Sultra ini selalu bersamaan mendaftar di Parpol yang membuka pendaftaran Cagub.
   
Nur Alam memang sudah punya PAN lalu disusul PKB, PBR dan Gerindra tapi itu dianggapnya masih belum cukup. Ia masih mengajukan permohonan dukungan ke beberapa parpol lainnya, seperti di PBB dan PDIP termasuk ke PNBK. Nah, Buhari Matta juga tak mau kalah. Dengan dukungan lima kursi, dari PPP dan Hanura, BM memang belum aman untuk mencalonkan diri, karena belum memenuhi syarat pencalonan.
   
Makanya, ia juga ikut pendaftaran di parpol lainnya, guna melengkapi syarat dukunganya agar genap tujuh kursi. Uniknya, BM juga harus “bertemu” NA di penjaringan yang dilakukan PDIP dan PBB. Di parpol yang punya masing-masing dua kursi ini, keduanya bersaing mendapatkan tanda tangan pimpinan parpol itu. Khusus di PDIP, persaingan keduanya juga dimeriahkan La Ode Ida dan Ali Mazi, yang sampai saat ini memang belum jelas apa parpolnya, hanya menyatakan optimis.
   
Menurut La Ode Ota, Ketua Desk Pilkada PDIP Sultra, penjaringan di partainya memang sudah tuntas 30 April lalu dan telah ada empat Cagub yang mengembalikan formulir pendaftaran. Mereka adalah Nur Alam, Buhari Matta, Ali Mazi dan La Ode Ida. Ke empat nama itu kini sudah dikonsultasikan ke DPP, guna memperoleh rekomendasi dukungan.
   
Mengingat suara daerah khususnya suara 12 DPC se-Sultra juga menjadi bahan pertimbangan, bagi penentu keluarnya rekomendasi usungan yang akan diputuskan DPP, menurut La Ode Ota, dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan rapat koordinasi (Rakor) DPC membahas Pemilukada.
   
"Kami rencanakan tanggal 6 Mei Rakor Pemilukada tersebut akan kami helat, yang mana hasil Rakor tersebut akan kami sampaikan ke DPP sebelum DPP mengambil keputusan siapa Cagub yang layak diusung," jelasnya sambil merinci keempat Cagub yang telah mengembalikan berkas tersebut, sama-sama intens menjalin komunikasi dengan PDI-P.
   
Kriteria mendasar ungkap Wakil Ketua Bidang Politik dan Hubungan antar Lembaga DPD PDI-P Sultra ini, yang menentukan diusungnya Cagub tersebut yaitu soliditas terbaik berdasarkan hasil survey internal PDI-P Sultra, melalui salah satu lembaga survey independen.
   
"Yang paling penting dimiliki Cagub PDI-P yaitu ideologi, bagaimana memperjuangkan trisakti meliputi mendorong kedaulatan politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dengan menghargai kearifan lokal," ungkapnya.
   
Mengenai prioritas kader yang diusung, La Ode Ota menegaskan sama seperti partai lainnya, PDI-P tentunya mengutamakan kader, tetapi jika tidak terdapat kader yang berinisiatif maju di Pilgub, maka pihaknya akan memberikan suara partai kepada figur sesuai kriteria partai, tentunya dengan komitmen kepedulian terhadap pengembangan PDI-P kedepannya.
   
"Banyak kader PDI-P yang berkualitas misalnya Ketua DPD PDI-P Sultra, Ir Hugua, hanya saja beliau tidak tertarik menjadi gubernur dan memilih membesarkan Kabupaten Wakatobi dengan jabatan bupati yang diembannya.  Selain itu menurut para kader, Pak Hugua layaknya jadi menteri saja," tegasnya.(fas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mesin Demokrat Gerak untuk Menang Satu Putaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler