Calon TKW Ngaku Disiksa

Kamis, 09 Februari 2012 – 09:02 WIB

BOGOR-Satuan Reskrim Polres Bogor menggerebek tempat penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal di Kampung Pasirmukti, RT 03/03, Desa Pasirmukti, Kecamatan Citeureup, sekitar pukul 14:00, kemarin. Penggerebekan itu berawal dari laporan calon TKW, Nuvita (30).

Warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu mengaku dianiaya di tempat penampungan sementara oleh oknum yang berjanji akan mempekerjakannya, MD (40). Nuvita mengaku sering disiksa dan dikurung tanpa diperbolehkan keluar dari penampungan. Karena itu, ia nekat kabur dan melaporkan kejadian yang dialaminya ke Mapolres Bogor.

Akibat penganiayaan itu, korban menderita luka serius di bagian pinggang kanan dan  kepala. Tak hanya itu, korban mengalami luka memar akibat kulitnya sobek. “Awalnya saya bilang ke dia (MD, red) bahwa saya mau bekerja sama suami. Tapi enggak diizinin, malah saya disiksa kayak gini,” tutur korban saat diinterogasi di Mapolres Bogor, kemarin.

Korban menceritakan, selama sepekan terakhir, ia bersama enam temannya ditampung sementara di sebuah rumah di Kampung Pasirmukti, RT 03/03, Desa Pasirmukti. Di dalam rumah berukuran 60 x 80 meter itulah, ia dan temannya dikurung dan tidak dibolehkan keluar. Ia bersama temannya dijanjikan pelaku untuk diperkerjakan sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. “Sudah ada semingguan ini ditampung dan disiksa. Untungnya saya bisa kabur,” ucapnya.

Setelah berhasil kabur sekitar pukul 14:00, ia kemudian melapor ke Mapolres Bogor. Menerima laporan tersebut, Satuan Reskrim Polres Bogor langsung menggerebek lokasi. Saat dikepung, polisi tidak mendapati seorang pun di dalam rumah berlantai dua dan berpagar baja dengan ketinggian sekitar dua meter tersebut.

Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Imran Ermawan mengatakan, setelah diperiksa ternyata rumah tersebut kosong dan tidak dihuni. Kendati demikian, pihaknya akan menindaklanjuti kasus ini lantaran kondisi korban dibenarkan mengalami penganiayaan. “Masih kita lakukan pendalaman,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun, rumah mewah beratap genting batu alam berwarna hitam tersebut jarang terlihat ramai. Beberapa warga sekitar juga mengatakan bahwa pemilik rumah tidak pernah berbaur dengan para tetangga dekat. “Padahal mereka warga baru. Kami tidak tahu kegiatan di dalam rumahnya karena selalu tertutup. Tetapi, banyak mobil yang sering bolak-balik pada malam hari,” ungkap Andre (35), warga sekitar.

Sementara itu,  Camat Citeureup, Bambang Tawekal mengaku tidak mengetahui keberadaan rumah penampungan TKW tersebut. ”Saya tidak tahu kalau selama ini ada tempat penampungan calon tenaga kerja di wilayah saya. Apalagi sampai ada korban yang dianiaya,” tutur Bambang saat dihubungi Radar Bogor, tadi malam.

Bambang berjanji akan akan mendatangi rumah yang diduga dijadikan tempat penampungan tenaga kerja itu. “Besok (hari ini, red) saya akan datangi rumah itu, apakah benar dijadikan tempat penampungan tenaga kerja atau bagaimana,” tandasnya.  (yus/cr7)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembacok Polisi di Ambon Masih Buron


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler