JAKARTA - Bukanlah hal yang mustahil, bila tokoh atau figur-figur calon presiden (capres) alternatif dapat memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.
Sejumlah kandidat capres alternatif yang sudah mengemuka antara lain Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Mahfud MD, dan Irman Gusman, yang dalam beberapa bulan terakhir disebut-sebut bakal mengikuti konvensi Partai Demokrat.
Dahulu, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju sebagai capres dalam Pemilu, popularitasnya juga tidak terlalu tinggi, namun berhasil memenangkan pertarungan.
Demikian dikatakan pengamat politik pengamat politik yang juga Dekan Fisip UIN Jakarta, Bahtiar Effendy. “Gita juga sudah mulai disebut-sebut dalam beberapa bulan terakhir,” kata Bahtiar Effendy kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/5).
Namun, lanjut Bahtiar Effendy, tantangan yang bakal dihadapi para capres alternatif nonpartai, seperti Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Irman Gusman, dan lainnya tidaklah mudah, melainkan harus bekerja ekstra keras.
Setidaknya, harus dapat memenangkan tiket pencalonan melalui partai dalam proses konvensi dan meningkatkan popularitas, awareness, serta elektabilitas di mata para pemilih.
“Tugas para capres alternatif ini lebih berat. Tapi, bukanlah mustahil, ketika maju mereka akan dapat memenangkan Pilpres nantinya, tergantung dari strategi dan langkah-langkah pemenangan nantinya,” kata Bahtiar Effendy.
Salah satu hal yang juga perlu dipertimbangkan oleh Partai Demokrat dan para capres alternatif, kata Bahtiar Effendy, adalah menawarkan gagasan dan ide-ide alternatif tentang Indonesia masa depan, pembangunan Indonesia jangka menengah, jangka panjang, pembangunan ekonomi, toleransi, pembangunan sosial, politik, dan lainnya.
“Jadi, ide-ide para capres alternatif ini juga adalah ide-ide atau gagasan alternatif tentang Indonesia masa depan,” jelasnya.
Proses konvensi yang bakal digelar Partai Demokrat sendiri, tambah Bahtiar Effendy, setidaknya cukup baik dalam konteks perpolitikan Indonesia masa kini, khususnya dalam menyodorkan para capres alternatif.
Pasalnya, pemberitaan tokoh capres dalam dua tahun terakhir masih didominasi oleh muka lama, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo, dan Megawati.
Namun, hal terpenting yang harus segera dilakukan Demokrat saat ini adalah menjelaskan mekanisme konvensi sehingga para capres alternatif memiliki tekad bulat untuk maju dalam konvensi.
Sehingga, capres alternatif terpilih hasil konvensi nantinya memiliki waktu yang cukup untuk memperkenalkan diri sekaligus meningkatkan dukungan publik dalam pemilu mendatang.
“Lahirnya para capres alternatif ini tentu semakin menggairahkan animo masyarakat menjelang Pilpres mendatang,” ujarnya. (sam/jpnn)
Sejumlah kandidat capres alternatif yang sudah mengemuka antara lain Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Mahfud MD, dan Irman Gusman, yang dalam beberapa bulan terakhir disebut-sebut bakal mengikuti konvensi Partai Demokrat.
Dahulu, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju sebagai capres dalam Pemilu, popularitasnya juga tidak terlalu tinggi, namun berhasil memenangkan pertarungan.
Demikian dikatakan pengamat politik pengamat politik yang juga Dekan Fisip UIN Jakarta, Bahtiar Effendy. “Gita juga sudah mulai disebut-sebut dalam beberapa bulan terakhir,” kata Bahtiar Effendy kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/5).
Namun, lanjut Bahtiar Effendy, tantangan yang bakal dihadapi para capres alternatif nonpartai, seperti Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Irman Gusman, dan lainnya tidaklah mudah, melainkan harus bekerja ekstra keras.
Setidaknya, harus dapat memenangkan tiket pencalonan melalui partai dalam proses konvensi dan meningkatkan popularitas, awareness, serta elektabilitas di mata para pemilih.
“Tugas para capres alternatif ini lebih berat. Tapi, bukanlah mustahil, ketika maju mereka akan dapat memenangkan Pilpres nantinya, tergantung dari strategi dan langkah-langkah pemenangan nantinya,” kata Bahtiar Effendy.
Salah satu hal yang juga perlu dipertimbangkan oleh Partai Demokrat dan para capres alternatif, kata Bahtiar Effendy, adalah menawarkan gagasan dan ide-ide alternatif tentang Indonesia masa depan, pembangunan Indonesia jangka menengah, jangka panjang, pembangunan ekonomi, toleransi, pembangunan sosial, politik, dan lainnya.
“Jadi, ide-ide para capres alternatif ini juga adalah ide-ide atau gagasan alternatif tentang Indonesia masa depan,” jelasnya.
Proses konvensi yang bakal digelar Partai Demokrat sendiri, tambah Bahtiar Effendy, setidaknya cukup baik dalam konteks perpolitikan Indonesia masa kini, khususnya dalam menyodorkan para capres alternatif.
Pasalnya, pemberitaan tokoh capres dalam dua tahun terakhir masih didominasi oleh muka lama, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo, dan Megawati.
Namun, hal terpenting yang harus segera dilakukan Demokrat saat ini adalah menjelaskan mekanisme konvensi sehingga para capres alternatif memiliki tekad bulat untuk maju dalam konvensi.
Sehingga, capres alternatif terpilih hasil konvensi nantinya memiliki waktu yang cukup untuk memperkenalkan diri sekaligus meningkatkan dukungan publik dalam pemilu mendatang.
“Lahirnya para capres alternatif ini tentu semakin menggairahkan animo masyarakat menjelang Pilpres mendatang,” ujarnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tak Mungkin Berkhianat demi Konvensi Capres Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi