JAKARTA - Bursa calon presiden yang siap bertarung dalam pilpres 2014 kembali bertambah. Minggu (8/12) Partai Bulan Bintang (PBB) mendeklarasikan Yusril Ihza Mahendra yang menjabat ketua majelis syura partai sebagai capres.
Rabu (4/12) kemarin, di kantor hukum Ihza dan Ihza dilakukan pradeklarasi mantan menteri kehakiman dan HAM itu sebagai satu-satunya capres dari PBB. "Yusril memiliki wawasan kenegaraan, baik nasional maupun internasional. Maka, sangat layak menjadi calon presiden dan layak maju," kata Sekretaris Majelis Syura Bambang Setyo.
Keputusan majelis syura itu berdasar aspirasi kader partai dan calon anggota legislatif dari PBB. Bambang menyatakan, dengan keputusan tersebut, seluruh jajaran partai wajib mendukung. Termasuk, mengamankan dari segala hal yang bisa merusak citra Yusril.
"Jajaran partai juga wajib menyosialisasikan kepada masyarakat seluas-seluasnya dengan penuh kesadaran tentang pencapresan Yusril," terangnya.
BACA JUGA: KPK Cari Keterangan Lain Soal Ibas
Deklarasi Yusril sebagai capres dari PBB akan dilakukan di Surabaya dengan dihadiri ribuan kader. Kota Pahlawan dipilih karena dinilai memiliki sejarah dengan kelahiran partai tersebut.
Di tempat yang sama, Ketua Umum PBB M.S. Kaban mengungkapkan bahwa partainya siap berkoalisi untuk mendukung pencapresan tersebut. Namun, dia tidak setuju dengan wacana kembali menggalang kekuatan dengan partai-partai Islam seperti halnya dengan Poros Tengah pada 1999.
BACA JUGA: Boediono tak Ingin DPR Campuri Proses Hukum Century
Kaban menegaskan, gagasan tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. "Ide koalisi parpol Islam positif. Tapi, kami ingin ada koalisi bersama," katanya.
Termasuk, kemungkinan koalisi dengan partai berideologi nasionalis. "Kami terbuka berkoalisi dengan partai mana pun yang seiring dan sejalan dengan visi misi kami," sambung mantan menteri kehutanan tersebut.
BACA JUGA: Panggil Boediono, DPR Dinilai Politisasi Century
Dia optimistis figur Yusril bisa menarik minat partai lain. Apalagi dengan kemampuan Yusril dalam urusan ketatanegaraan yang dianggap mumpuni. "Untuk membangun Indonesia yang lebih kuat, perlu kepastian hukum. Persoalan kita adalah penataan negara," tandasnya.
Sementara itu, Yusril mengungkapkan harapannya bisa menjadi capres alternatif dari kandidat-kandidat yang diusung partai lain. Dia tidak mempermasalahkan posisi PBB yang masuk kategori partai kecil. Figur Yusril juga hampir jarang masuk dalam berbagai survei oleh sejumlah lembaga. (fal/c5/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu 746 Koperasi Pekerja
Redaktur : Tim Redaksi