Cara Amerika Mengatasi Badai Sandy

Kamis, 01 November 2012 – 03:21 WIB
DENGAN kecepatan angin rata-rata 75 mph atau setara dengan 120 kilometer per jam, Sandy merupakan salah satu badai terkuat yang pernah menghempas Amerika Serikat. Semua yang dilaluinya bakal tersapu.

Itu masih diperparah hujan yang terus mengguyur pesisir timur Negeri Paman Sam tersebut plus gelombang pasang sejak Minggu dini hari (28/10). Beberapa kota besar seperti New York, Baltimore, dan Philadelphia pun terendam.
------------------
Laporan REDHI SETIADI-Kontributor Jawa Pos di AS
-----------------
Tetapi, dengan daya rusak sehebat itu dan jangkauan wilayah yang sangat luas, jumlah korban meninggal dapat ditekan seminimal mungkin. Setidaknya masih di bawah jumlah korban di Kepulauan Karibia yang mencapai 67 orang.

Apa kuncinya? Ini yang barangkali patut dicontoh negara-negara lain, termasuk Indonesia, yang masuk wilayah "supermarket" bencana: mitigasi bencana yang berjalan sangat baik dan teratur.

Seolah-olah tidak ada kata musibah dalam kamus pemerintah federal maupun negara bagian. Yang ada adalah ketidaksiapan.  Karena itu, seminggu sebelum badai datang, berbagai informasi tentang Sandy sudah disebarluaskan kepada masyarakat. Pemerintah negara bagian dan lokal menggunakan berbagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada publik mengenai datangnya Sandy.

Mulai penanda di jalan-jalan, TV, radio, e-mail, SMS, Facebook, hingga Twitter. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam dua bahasa: Inggris dan Spanyol. Informasi dari pemerintah tersebut berisi petunjuk tanggap darurat, tempat-tempat yang berpotensi bahaya, dan tempat mengungsi (shelter) terdekat.

Menurut James Kendra, direktur Disaster Research Center University of Delaware, dalam situasi bencana, informasi yang disampaikan kepada publik harus spesifik dan sejelas-jelasnya. Termasuk tentang daerah terdampak dan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan jika bencana benar-benar terjadi.

Perusahaan listrik "kebanyakan merupakan perusahaan swasta" juga mengirimkan SMS dan e-mail kepada para pelanggan empat hari sebelum badai datang. Mereka memberikan tip-tip jika terjadi pemadaman yang berkepanjangan. Tak tertinggal, pengelola apartemen membagikan brosur berisi peringatan, petunjuk keselamatan, dan nomor emergency call saat badai melanda.

"Di Newark, Delaware, tempat saya bermukim, larangan mengemudi di jalan raya (driving restriction) efektif diberlakukan sejak Senin pukul 5 pagi. Praktis, larangan mengemudi itu membuat orang tidak bisa pergi bekerja," ujar James Kendra.

Pusat-pusat perekonomian, perkantoran swasta, dan pemerintahan tutup total. Jika keadaan membaik, kantor-kantor pemerintah baru buka pada Rabu waktu setempat. Praktis, Newark yang berpenduduk cuma 32 ribu jiwa pun seperti kota mati.

Hanya mobil polisi dan pemadam kebakaran yang terlihat lalu-lalang. Jika terlihat ada mobil melintas, polisi segera mengejar dan menghentikan. Pengemudi hanya diberi izin untuk keadaan darurat, misalnya, ke rumah sakit atau apotek.

Secara umum, di Delaware, hingga kemarin dini hari, hujan terus mengguyur. Namun, angin sudah tidak sekencang sebelumnya. Beberapa kali empasan angin yang sangat kuat dan tiba-tiba (wind gust) masih terjadi. Kondisi itu mengakibatkan beberapa atap rumah copot. Suhu udara juga langsung drop hingga 5 derajat Celsius. 

Di negara bagian terkecil di AS itu, aktivitas warga sebenarnya lumpuh sejak Minggu siang atau sehari sebelum badai mengguncang. Gubernur Delaware Jack A. Markell sudah mendeklarasikan darurat bencana pada Minggu pagi dan memberikan instruksi kepada pusat-pusat bisnis, pertokoan, dan restoran untuk tutup sebelum pukul 6 malam. Transportasi umum seperti bus dan trolley juga sudah berhenti beroperasi pada Minggu siang.

Karena itu, kepanikan warga memuncak pada Minggu siang. Supermarket ramai dipadati pembeli yang memborong kebutuhan rumah tangga dan makanan instan. Air minum dan baterai menjadi komoditas yang paling laris. Di rak-rak supermarket seperti Walgreens dan Pathmark, dua komoditas itu sudah tidak terlihat pada Minggu menjelang sore. (*/c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Badai Sandy Renggut 17 Nyawa di AS

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler