Cara Gibran Berkampanye Ini Pantas Ditiru Seluruh Calon Wali Kota di Pilkada 2020

Minggu, 27 September 2020 – 19:35 WIB
Kampanye blusukan online Gibran-Teguh di Pilkada Solo. Foto: Instagram gibran_rakabuming

jpnn.com, SOLO - Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai kampanye daring yang dilakukan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa cukup pantas ditiru oleh calon kepala daerah lain di Pilkada 2020.

Pada hari pertama kampanye pada Sabtu (26/9), Gibran-Teguh blusukan daring di Kampung Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Gibran bin Jokowi dan Menantu Wapres Dapat Jabatan Penting di Karang Taruna

“Gibran membuat persoalan Covid-19 ini menjadi peluang dengan ide dan gagasan yang baru dan inovatif. Kalau bisa, hal ini (kampanye daring) dilakukan oleh semua paslon pilkada,” kata Emrus, seperti dilansir kantor berita politik RMOL, Minggu (27/9).

Emrus menyatakan, pada prinsipnya blusukan adalah upaya untuk menyerap aspirasi dan permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

BACA JUGA: Gibran bin Jokowi Sudah Setor LHKPN ke KPK, Sebegini Kekayaannya

"Hasil blusukan virtual itu, kandidat bisa secara langsung mendengar, menampung dan mengolah semua informasi menjadi suatu program yang dijanjikan,” kata Emrus.

BACA JUGA: Inilah 10 Pilkada Paling Menyita Perhatian Tahun Ini

Dia menambahkan, saat blusukan virtual, masyarakat bisa langsung mendapatkan jawaban dari paslon terhadap semua pertanyaan yang disampaikan.

Cara ini dinilai efektif untuk calon wali kota, melainkan belum tentu efektif bagi calon bupati untuk kampanye di kawasan pedesaan yang minim akses internet.

Emrus menuturkan, kampanye daring bisa menampung banyak peserta sehingga bisa menjaring kelompok masyarakat atau komunitas tertentu.

Dari hasil blusukan virtual itu, ucapnya, bisa direkapitalisasi dan direproduksi lagi.

“Dengan lambang kearifan lokal, lalu grafik yang dikemas sedemikian rupa, hasil reproduksi itu bisa dia sebar ke media sosial atau juga ke handphone masyarakat,” jelasnya.
Hal lain yang dapat dilakukan paslon adalah monitoring dengan menggunakan kamera drone. Tujuannya agar bisa menangkap langsung kondisi masyarakat.

“Jadi dari hasil monitoring drone, ditambah komunikasi virtual aplikasi zoom atau yang lain, saya kira sangat efektif dan masyarakat akan merasa sangat dekat dengan si calon,” imbuhnya.

“Semua itu dilakukan daring bahkan tidak ada lagi kampanye langsung, maka orang yang mengatakan Covid berbahaya menjadi tidak terbukti. Marilah kampanye dengan cara milenial, kampanye dengan mengumpulkan banyak orang itu jadul,” pungkasnya. (rmol)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler