Cara Pemerintah agar Harga Daging Bisa Rp 80 Ribu per Kg

Selasa, 24 Mei 2016 – 07:42 WIB
Wapres Jusuf Kalla. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Harga daging mengalami kenaikan menjelang Ramadhan. Pemerintah memilih jalan pintas untuk menekan harga yang telah melonjak.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan impor menjadi jalan terbaik menurunkan harga daging tersebut. Pemerintah bahkan telah mulai memproses impor daging tersebut. 

BACA JUGA: Tambahan 2 STS Crane, Terminal Teluk Lamong Semakin Efisien

”Ya ini sekarang sedang diusahakan impornya,” ujar JK di Jakarta, kemarin (23/5).

Dia menuturkan target pemerintah untuk harga daging itu tetap seperti semula. Yakni Rp 80 ribu per kilogram. Dengan target seperti itu, pemerintah butuh usaha yang cukup keras untuk menekan harga yang telah terkerek hampir dua kali lipat itu. ”Seperti target Pak Presiden ya Rp 80 ribu. Mudah-mudahan bisa nanti,” imbuh JK.

BACA JUGA: BCA dan BRI Beri Kucuran dana Total Rp 4,4 triliun

Seperti diberitakan harga barang kebutuhan pokok mulai melambung tinggi, terutama gula dan daging sapi, meskipun Ramadan masih kurang dua pekan. Bahkan, ada pedagang yang sampai menjual Rp 150 ribu per kilogram (kg) daging sapi. 

Sementara itu Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan pemerintah harus mewaspadai ulah para spekulan yang sengaja memainkan harga bahan pokok menjelang lebaran.

BACA JUGA: JK: Tahun Depan Bunga KUR 7 Persen

"Mereka biasanya menimbun dengan harapan pasokan ke pasar berkurang dan harga-harga naik," ujarnya.

Dalam konteks penegakan hukum, kata Tulus, pemerintah bisa menjerat para spekulan yang terbukti menimbun barang dengan tindak pidana ekonomi. Sebab instrumen hukum untuk menjerat para spekulan sangatlah kuat.

"Tinggal pemerintah, khususnya aparat penegak hukum, punya nyali atau tidak. Karena biasanya spekulan itu juga punya beking aparat," ungkapnya.

Tanpa jerat tindak pidana ekonomi dan hukuman pidana yang setimpal, tidak akan timbul efek jera bagi para pelaku penimbunan bahan pokok. Oleh karena itu pihaknya meminta kepolisian dan kementerian terkait lebih rajin melakukan penelusuran di lapangan.

"Segera cari pelaku penimbinannya jika terlihat pasokan mulai seret tidak wajar atau turun drastis dibanding hari biasa," jelasnya. (wir/jun)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Layanan Data Meningkat 80 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler