Cari Jalan Non Pemerintah

Jumat, 31 Mei 2013 – 08:04 WIB
JAKARTA - KONI menyiapkan jalan alternatif untuk perangsang motivasi atletnya. Itu setelah pemerintah melalui Kemenpora menyatakan tak ada anggaran bonus bagi atlet peraih medali pada penyelenggaraan SEA Games mendatang.

Sekjen KONI Hamidi mengatakan terus mematangkan pola kerja sama dengan Kementrian BUMN. Konsep ini adalah langkah lanjutan setelah Kementrian BUMN bulan lalu memberikan tali asih kepada mantan atlet yang kurang mampu.

"Kami akan terus berkomitmen untuk masalah bonus atlet ini akan dicarikan solusinya. Ini adalah wujud supporting KONI sebagai payung induk olahraga nasional. Kami berusaha terus," ucap Hamidi kemarin (30/5).

Hamidi menyebutkan pengumuman pemerintah dan Menpora Roy Suryo soal tak adanya bonus terlalu dini. Sikap ini dikhawatirkan bisa menjadi bumerang dan menjadi pelemahan mental atlet sebelum terjun di SEA Games.

Hamidi menilai bentuk apresiasi pemerintah kepada atlet tak melulu uang dalam jumlah yang besar. Sejatinya ada beberapa pilihan lain, diluar uang, yang bisa disiapkan oleh pemerintah untuk mendongkrak mental atlet.

"Banyak kok yang bisa dilakukan dan diberikan. Sebut saja jaminan kerja, rumah tipe tertentu, atau beasiswa bagi atlet yang masih bersekolah. Apresiasi dalam wujud itu lebih mengena kepada atlet," tutur Hamidi.

Komitmen kerjasama nyata KONI dengan Kementrian BUMN sendiri menurut Hamidi akan beres dalam waktu dekat. Pihak kementrian yang dipimpin Dahlan Iskan itu sedang mematangkan konsep pemberian bantuan kepada atlet dan pelatih tanah air menjelang SEA Games.

Beberapa pengurus cabor yang "mapan" siap mencarikan atletnya sumber pendanaan lain di luar pemerintah. Kabidbinpres PB Forki Djafar Gantang menuturkan tanpa bonus atlet dituntu lebih spartan di gelanggang pertandingan.

"Pemerintah sebagai penanggung jawab tertinggi seharusnya tak lepas begitu saja. Namun saya yakin, pemerintah terus mengusahakan yang terbaik. Prestasi dulu yang penting, baru akan datang apresiasi," ujar Djafar.      

Dari induk organisasi karate tertinggi di Indonesia ini Djafar menyebutkan memang ada komitmen dengan BRI. Hubungan karate dengan bank plat merah tersebut simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan.

"Hubungan kami ibarat bapak angkat dengan BRI. Mereka memberikan banyak bantuan dan dukungan. Misal berlangsungnya pelatnas ini dibantu secara materiil dan non materiil oleh mereka," sebut Djafar.

Sekjen PB PBSI Anton Subowo menyebutkan induk organisasinya memiliki sistem pemberina bonus sendiri. Tahun ini, PB PBSI berhasil membangun model sponsor individu bagi atletnya. Untuk sponsor kolektivitas, PB PBSI sudah ada beberapa nama.

"Dengan Indofood kita sudah bekerja sama selama setahun. Dengan Li Ning mereka memberikan apparel jika kita turun di even yang membela bangsa. Lalu ada dua lagi Coca-Cola dan Samsung," kata Anton.

Meski tak ada bonus dari pemerintah, Anton berharap atlet bulu tangkis Indonesia tetap fight di lapangan nantinya. Walau bonus dari induk organisasi tak besar, yang penting tetap memberikan motivasi. (dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pellegrini Akui Punya Perjanjian Verbal Dengan City

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler