Caster Semenya Mempersembahkan Medali Emasnya Kepada Sang Istri

Minggu, 28 Agustus 2016 – 03:30 WIB
Caster saat membeli mobik tanoa ntasi. Foto: Beng

jpnn.com - JOHANNES BURG - Pelari kontroversial,Caster Semenya menerima sambutan meriah sebagai pahlawan olahraga saat tiba di Afrika Selatan. Ia mempersembahkan medali emas yang berhasil diraihnya kepada istrinya, Violet Raseboya di tengah sambutan meriah di Bandara Johannesburg.

Semenya, 25, yang pernah menjalani tes gender untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang  perempuan ini berhasil meraih medali emas dalam kategori 800meter. Ia menetapkan waktu rekor nasional baru.

BACA JUGA: Buka Kejuaraan Nasional Bowling, Menpora Imam Sampaikan Instruksi Jokowi

Bandara Johannesburg penuh sesak dengan penggemar, keluarga dan teman-teman untuk menyambut kembalinya para atlet, meskipun demikian sambutan paling meriah ditujukan untuk Semenya.

Ia berterima kasih kepada para penggemar yang tak henti meneriakkan namanya.

BACA JUGA: Menpora Imam Nahrawi Dampingi JK Buka Kejuaraan Dunia Karate

"Saya senang kembali lagi dan mendapat sambutan yang luar biasa. Saya akan selalu melakukan yang terbaik. Dan semoga di empat tahun mendatang akan ada lebih banyak orang memyambut di bandara," tambahnya. 

Semenya didiagnosis dengan hyperandrogenism, yang berarti level testosteronnya jauh melebihi sebagian besar perempuan, yaitu tiga kali dan hampir mendekati laki-laki. 

BACA JUGA: Persiba Bakal Tekan Pertahanan PS TNI

Dia pernah dipaksa untuk mengkonsumsi obat guna menekan testosteronnya meskipun tindakan ini tidak memberikan keuntungan yang adil baginya, hingga akhirnya aturan ini ditentang.

Sekarang ia dapat berlari tanpa perlu mengkonsumsi obat, dan pelari asal Inggris, Lynsey Sharp mengakui bahwa cukup sulit berlomba dengan Semeya.Sharp, 26, finish di urutan keenam di final 800m. 

Sementara peraih medali perak, Francine Niyonsaba dan Margaret Wambui, yang mendapat perunggu, juga menghadapi pertanyaan tentang kadar testosteron mereka.

Ketika Semenya pertama kali muncul di tempat kejadian dia dipaksa untuk melakukan tes gender melihat adanya komentar tajam tentang penampilannya.

Dia tidak memiliki rahim atau indung telur, karena kelainan kromosom, testis internal.

Semenya dibolehkan berkompetisi oleh Asosiasi Federasi Atletik Internasional pada tahun 2010 setelah diistirahatkan selama 11 bulan saat menjalani serangkaian tes.

Pada saat ini Asosiasi Federasi Atletik Internasional telah menetapkan ambang batas testosteron.

Putusan itu kemudian ditentang oleh pelari India, Dutee Chand, yang juga memiliki hiperandrogenisme.

Pada 2015, Pengadilan Arbitrase Olahraga menangguhkan aturan tersebut selama dua tahun, yang berarti Semenya bisa terbebas dari obat.

Para kritikus setuju bahwa cara yang dilakukan kepada Semenya telah mempermalukan dunia olahraga. 

Semenya sebelumnya mengatakan bahwa olahraga sebenarnya dimaksudkan untuk menyatukan orang-orang dan bukan tentang pentingnya memiliki otot.(bp/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imbang Lawan Arema, Djanur Tetap Senang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler