jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah provinsi di Indonesia berpotensi diguyur hujan disertai kilat dan angin kencang pada hari ini (5/6).
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat.
BACA JUGA: BMKG Minta Warga Jakarta Waspada pada Siang Ini
Kemudian Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, Maluku Papua. Lalu di Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Barat.
Khusus di wilayah DKI Jakarta, potensi hujan disertai kilat dan angin kencang dengan durasi singkat dapat terjadi di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur pada siang dan menjelang malam hari.
BACA JUGA: Usai Menusuk Bripka Ridho Oktanaro, MI Berteriak Sebagai Teroris
Sementara di Jawa Barat, potensi hujan disertai kilat dan angin kencang pada siang dan menjelang sore hari dapat terjadi di Kabupaten dan Kota Bogor, Depok, Kota Bekasi, Karawang, Subang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Bandung Raya, Indramayu, Kuningan, Ciamis, Majalengka, Tasikmalaya, Banjar, Garut, dan Sumedang.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gelombang tinggi 2,5-4 meter di Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung, dan Samudra Hindia Barat Sumatera.
Selain itu, juga terjadi di Selat Sunda Bagian Barat Dan Selatan, Selat Sunda Bagian Barat Dan Selatan, Perairan Selatan Banten Hingga Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas Bagian Selatan, Samudra Hindia Selatan Banten Hingga Nusa Tenggara Timur, Perairan Selatan Kepulauan Sermata-Tanimbar, dan Laut Arafuru.
BMKG mengimbau untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni pada perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar.
Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diimbau untuk selalu waspada.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan lembaganya hingga kini masih menghadapi tantangan terkait upaya penyebaran informasi peringatan dini agar masyarakat lebih waspada.
Dwikorita mengatakan peringatan dini yang dikeluarkan pihaknya tidak selalu menarik maupun mendapat perhatian masyarakat, contohnya saat mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Tropis Seroja.
"Ada pakar sosial media yang menganalisis saat peringatan dini dikeluarkan, menjadi tren yang naik. Tapi kemudian kalah dengan trendingnya yang lain jadi peringatan dini dianggap tidak menarik," kata Dwikorita. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti