jpnn.com, JAKARTA - Pupuk Indonesia pada 2017 berhasil mencapai rekor produksi tertinggi sepanjang berdirinya perusahaan, yaitu sebesar 11,42 juta ton untuk segala jenis pupuk.
Kenaikan produksi ini antara lain didorong oleh mulai beroperasinya pabrik baru Pusri 2B yang berkapasitas 970 ribu ton per tahun.
BACA JUGA: Bu Rini Resmikan Pabrik Pupuk di Palembang
“Selain itu, reliabilitas pabrik juga terus meningkat sehingga mengurangi terjadinya unscheduled shutdown," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat.
Hal ini juga mendorong turunnya rasio konsumi gas bumi untuk produk urea, dari rata-rata 29,86 MMBTU per ton menjadi 28,69 MMBTU/ton.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Lampaui Laba yang Ditetapkan Pemegang Saham
“Turunnya rasio konsumsi gas bumi adalah hasil dari semakin handalnya pabrik-pabrik kita berkat program revitalisasi yang kita jalankan," kata Aas.
Untuk produksi produk nonpupuk, yang terdiri dari produk seperti asam sulfat, asam fosfat dan produk sampingan lainnya, mencapai 5,42 juta ton dari target sebesar 5,8 juta ton.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Berkontribusi Kurangi Beban Subsidi Rp1,88 T
Pupuk Indonesia juga berhasil meningkatkan penyaluran pupuk bersubsidi sepanjang 2017. Secara keseluruhan, Pupuk Indonesia menyalurkan 9,3 juta ton pupuk untuk sektor PSO (Public Service Obligation).
Adapun rincian 4,1 juta ton urea, 2,68 juta ton NPK, 851 ribu ton SP36, 961 ribu ton ZA dan 688 ribu ton pupuk organik.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penuhi Kebutuhan Pupuk, 3 BUMN ini Bersinergi
Redaktur & Reporter : Yessy