Catut Nama Ketua Dewan, Direktur RS Nyaris jadi Korban

Senin, 24 Desember 2012 – 09:37 WIB
MAKASSAR -- Direktur Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, Sulawesi Selatan, dr Henny, menjadi sasaran upaya penipuan dari orang yang tak dikenal. Penipu tersebut bahkan mengaku sebagai Ketua DPRD Sulsel, Muh Roem.
   
Roem mengatakan, ada seseorang yang menghubungi dr Henny  berkali-kali via telepon seluler (ponsel) miliknya. Ia mengaku tak nyaman saat dihubungi oleh pihak RS Awal Bros karena menurutnya, ia tak pernah melakukan hal seperti itu. Semua panggilan rapat dan urusan kedewanan, undangannya dilakukan secara resmi.
   
"Saya dihubungi dr Bambang mengenai kasus itu. Saya lalu ke RS Awal Bros melakukan klarifikasi," ujar Roem seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Senin (24/12).

Roem mengatakan, kuat kemungkinan penelepon itu akan melakukan pemerasan karena selalu mengajak dr Henny untuk ketemu. Bahkan upayanya itu dilakukan berkali-kali dan beberapa hari sebelum akhirnya ia diberi tahu. Hanya saja, Roem mengaku belum melacak nomor penelpon tersebut.
   
"Kalau dia menelepon lagi, saya minta RS Awal Bros menghubungi saya agar diambil langkah hukum. Tetapi saya bersyukur karena ia tidak cepat percaya," imbuh mantan Bupati Sinjai tersebut.
   
Roem mengaku sangat terganggu oleh ulah penelepon tersebut. Atas dasar itu pula, dirinya sendiri yang langsung menemui dr Fanny dan dr Bambang di RS Awal Bros untuk mengkonfirmasi masalah itu. Ia tak ingin namanya dicatut. Oleh karena, ia meminta kepada masyarakat, jika ada yang mencatut namanya, agar waspada dan melaporkannya.
   
Terpisah, ahli jantung RS Awal Bros, dr Bambang, mengatakan, pelaku memang menelepon dr Henny, namun karena curiga, ia lantas menghubungi Roem. Laporan dari dr Henny membuat dr Bambang tak percaya sehingga melaporkan hal tersebut langsung ke Roem.
   
Direktur RS Awal Bros, dr Henny, mengaku, penipu tersebut berkali-kali menghubungi dan selalu mengajak ketemu. Tempat ketemu yang ditawarkan berpindah-pindah, bahkan si penelpon sempat mengancam akan memanggilnya rapat dengar pendapat. Orang tersebut juga tak mau berkomunikasi via pesan pendek atau short message service (SMS).
   
"Kalau saya SMS, dia tidak mau balas, tetapi langsung menelepon. Tetapi saya tidak pernah menggubris permintaannya karena curiga dia penipu," katanya. (*/pap)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gereja Dijaga Pasukan Bersenjata

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler