jpnn.com - VALENCIA - Untuk kali ketiga di Estadio Mestalla, Barcelona tersungkur di kaki Real Madrid dalam duel El Clasico pada final Copa del Rey. Pesta klub dari Ibukota Spanyol usai laga Kamis (17/4) dinihari WIB itu pun semakin memperpanjang catatan hebat Iker Casillas. Saint Iker tak pernah kalah dari delapan kali turun sebagai el portero utama di final sebuah turnamen bersama El Real dalam 14 tahun terakhir.
Ya, seandainya saja sepakan kaki kanan Neymar di menit-menit akhir laga kemarin tidak menghantam tiang gawang Casillas, mungkin jalan cerita final Copa del Rey 2013/2014 antara Barcelona kontra Madrid di Estadio Mestalla bisa berbeda.
BACA JUGA: Pulih, CR7 Siap Diturunkan Lawan Bayern Munchen
Terlepas dari dua gol fantastis yang dicatat masing-masing oleh Angel di Maria serta Gareth Bale, ada yang lebih penting lagi dari ketidakberuntungan El Barca kali ini.
Yang pertama ialah bagaimana determinasi plus kepercayaan diri dimiliki armada Los Blancos -julukan Madrid- dalam memenangkan duel ini meski bermain tanpa megabintang mereka, Cristiano Ronaldo (duduk di tribun penonton dengan memakai setelan jas plus topi bersama Marcelo, Sami Khedira, Jese Rodriguez, dan presiden klub Florentino Perez).
BACA JUGA: Bepe Pimpin Indonesia Lawan Ronaldo dan Elite Players Group
Faktor utama inilah yang jadi penentu kunci kemenangan tim asal Ibukota Negeri Matador atas The Catalans –julukan Barcelona. Adapun ini tampaknya turut dibantu oleh sejarah pertemuan kedua klub. Moril Madrid sedikit lebih baik ketimbang Barca. Itu karena pada dua pertemuan sebelumnya di final Copa del Rey yang berlangsung di Mestalla, selalu berujung dengan kemenangan pada pihak El Real.
Tapi sejatinya, Los Blaugrana -julukan Barcelona- pernah mengalahkan Madrid dalam final Copa del Rey di stadion itu pada 1990. Namun, saat itu Mestalla sedang mengusung nama Luis Casanova --yang digunakan periode 1969-1994. Artinya, Madrid tetap belum pernah kalah dari El Barca dalam El Clasico pada final Copa del Rey yang berlangsung di stadion (bernama) Mestalla.
BACA JUGA: Sony Siapkan Smartphone Canggih untuk Penonton Speedy NBL Indonesia
Keyakinan Los Merengues -julukan lain Madrid- makin tebal dengan kehadiran Iker Casillas di bawah mistar. Pasalnya, dalam dalam 14 tahun terakhir, Madrid tidak pernah kalah dari tujuh kali final saat memasang Saint Iker sebagai kiper utama. Kekalahan terakhir mereka bersama Saint Iker di partai puncak sebuah turnamen adalah kala menyerah 1-2 dari Boca Junior pada Piala Interkontinental 28 November 2000 di National Stadium, Tokyo.
Kalau dirunut lagi, Madrid ternyata selalu kalah pada tiga babak final Copa del Rey yang dilakoninya ketika tidak memasang Casillas sebagai kiper utama. Yakni kala menyerah atas Deportivo La Coruna pada 2002 (1-2), Real Zaragoza 2004 (2-3 melalui extra time) dan musim lalu dari Atletico Madrid di rumah mereka sendiri, Estadio Santiago Bernabeu 1-2 juga lewat babak perpanjangan waktu.
Dua kekalahan beruntun di La Liga musim ini atas Barcelona pun seakan tidak membuat gentar Madrid. ”Cedera Ronaldo adalah motivasi tambahan bagi kami,” beber entrenador Madrid, Carlo Ancelotti yang meraih trofi perdana dalam karir kepelatihannya di Spanyol (total 14 trofi selama karir kepelatihannya dan total 28 trofi semasa karirnya di sepakbola profesional) seusai laga seperti dilansir situs resmi klub.
”Semua pemain mengeluarkan semua kemampuannya malam ini. Kami bermain di level maksimal kami. Kami tampil bagus untuk sebagian besar jalannya laga. Kami pantas mendapatkan titel ini. Hal yang normal jika trofi Copa del Rey memberikan kami lebih rasa percaya diri untuk menjalani bagian akhir dari musim ini (mencari gelar La Liga ke-33 dan La Decima –trofi ke-10 Liga Champions),” tandas pelatih asal Italia berusia 54 tahun itu. (sbn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ronaldo dan Elite Players Group Sambangi Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi