jpnn.com - JENEWA – MotoGP musim lalu bisa dibilang paling panas. Baik persaingan di lintasan, juga drama yang tiba-tiba muncul menjelang akhir musim. Valentino Rossi versus Marc Marquez sukses membuat jagat MotoGP. terbelah.
Enjoyable? Yes. Kontroversial? Terlalu.
BACA JUGA: Eden Hazard Minta Maaf ke Jose Mourinho
Meski drama itu membuat tingkat keseruan MotoGP naik tajam, organisasi balap motor dunia (FIM) rupanya tak mau insiden yang melibatkan Rossi dan Marquez itu terulang. Apalagi dramanya jadi berlarut-larut sampai melibatkan sentimen antarnegara. FIM memutuskan untuk memisahkan Race Direction dengan tim panel yang akan memutuskan sanksi kepada pembalap.
”Itu perlu kami lakukan. Kami akan memisahkan tugas-tugas dan kewenangan Race Direction dengan tim panel stewards,” ungkap Presiden FIM Vito Ippolito setelah pertemuan di Jenewa kemarin.
BACA JUGA: Surat Terbuka dari Pendukung Chelsea untuk Leicester City
Masih ingat kan, ketika tahun lalu pendukung Rossi menyebut pemilik hak komersial MotoGP, Dorna, bekerja seperti mafia Spanyol. Setelah insiden senggolan dengan Marquez, race direction menjatuhkan tiga poin penalti kepada Rossi, sehingga rider Italia itu harus start dari posisi paling buncit di GP Valencia.
Keputusan itu dianggap menguntungkan Jorge Lorenzo yang akhirnya merebut juara dunia. Sementara Marquez yang dianggap membantu Lorenzo tidak mendapatkan sanksi. Tuduhan itu pula yang melatarbelakangi FIM memutuskan untuk mengubah struktur pengawas balapan agar lebih mandiri dari tuduhan intervensi.
BACA JUGA: Nantikan! Bakal Ada yang Spesial di Kostum Roma Saat Jamu Sampdoria
”Kami ingin Race Directin fokus pada penyelenggaraan balapan karena mereka punya banyak tanggung jawab dan urusan. Jadi mereka tidak terlibat lagi dalam urusan menjatuhkan sangsi kepada pembalap,” terang Ippolito. Menurutnya, tugas Race Direction butuh waktu lebih senggang dan dedikasi.
Nantinya panel baru tersebut akan berisi tiga pengawas balapan. Satu anggota permanennya adalah Race Director Mike Webb. Satu orang lainnya juga seorang anggota permanen. Sedangkan satu kursi terakhir bersifat sementara. ”Mereka akan ditunjuk langsung oleh FIM,” terangnya dilansi Crash.
Ippolito juga menyebutkan bahwa sistem poin penalti akan ikut dievaluasi. Hulunya sama, yakni penjatuhan sanksi kepada Rossi yang berdampak pada seri terakhir di Valencia. ”Kami menggunakannya dalam beberapa tahun terakhir. Kami akan memutuskan apakah akan melanjutkan penggunaannya atau mengubahnya,” tandas dia.
Sistem poin penalti itu sama dengan yang berlaku di Formula 1. Jika seorang rider dijatuhi penalti poin sampai empat, dia harus start dari grid paling belakang. Jika penalti mencapai tujuh poin, dia akan start dari pitlane. Dan jika mencapai 10, berarti diskualifikasi.
”Kami punya rentang yang lebar dan beragam dalam urusan sanksi. Itu cukup untuk memberikan keleluasaan kepada hakim (panel) menjatuhkan sangsi kepada rider,” papar Ippolito dikutip Autosport.
Komisi Grand Prix dalam pertemuan di Jenewa juga memutuskan semua rider wajib mengikuti seluruh rangkaian acara promosi mulai musim 2016. Acara tersebut termasuk menghandiri jumpa pers, sesi tanda tangan fans, dan juga parade lap.
”Sejumlah kewajiban bagi pembalap untuk hadir dalam aktivitas promosi, yang sudah masuk dalam kesekapakatan antara IRTA dan tim, kini dimasukkan dalam regulasi grand prix.” Begitu pernyataan resmi dari dari FIM.
Regulasi ini begitu ketat. Ada sanksi jika pembalap ogah nongol di aktivitas promosi. Sanksinya termasuk denda plus hukuman yang menyangkut balapan alias sporting penalties, meski detailnya belum dirinci. Keputusan itu bertujuan untuk lebih mendekatkan MotoGP kepada penggemarnya dan kepentingan public relation.(cak/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpora Bakal Pecahkan Rekor Muri dengan Senam Poco-Poco
Redaktur : Tim Redaksi