Pemerintah menghabiskan anggaran $4.1 juta atau lebih dari Rp40 miliar untuk memproduksi FTV yang dimaksudkan untuk mencegah pencari suaka datang ke Australia dengan menggunakan perahu.Program Film Televisi yang memakan dana jutaan dolar itu, disponsori oleh Lembaga Keamanan Perbatasan dan Bea Cukai Australia dan akan disiarkan di negara-negara seperti Suriah, Irak dan Afghanistan, dimana kondisi keamanan yang memburuk telah mendorong krisis pengungsi terburuk di dunia lebih dari 60 tahun yang lalu. Sebuah rumah produksi berbasis di Sydney, Put It Out There Pictures telah memenangkan kontrak untuk menggarap drama Film Televisi ini, Progam Lateline ABC berhasil mengungkapkan sejumlah informasi termasuk plot cerita yang menampilkan Angkatan Laut Australia dan pencari suaka yang tenggelam di lautan. Drama FTV yang dijadwalkan akan disiarkan akhir tahun ini membawa pesan kuat bagi para pencari suaka untuk tidak mempercayai para penyelundup manusia namun sebaiknya menunggu untuk diproses permohonan suaka mereka. Juru bicara Departemen Imigrasi Australia dalam program Lateline ABC mengatakan "Opera Sabun di TV terbukti merupakan media yang sangat efektif dalam menjangkau audiens untuk menyampaikan pesan yang kompleks," Meski demikian juru bicara ini, tidak bersedia memaparkan lebih rinci apakah drama ini sepenuhnya dibiayai Pemerintah Australia. "Setiap siaran akan disertai dengan kampanye besar dengan pesan sama di televisi dan media sosial," kata juru bicara itu. Trudi-Ann Tierney dari Put It Out There Pictures mengatakan "dampak film ini terhadap pengambilan keputusan oleh orang-orang yang berpikir untuk mencoba mencoba melakukan perjalanan dengan perahu ke Australia tidak dapat diremehkan" karena drama FTV ini dapat membantu "menyelamatkan orang-orang dari tahanan, kekecewaan dan bahkan kematian" Tierney adalah produser TV berpengalaman yang telah bekerja di Afghanistan selama 4 tahun untuk membuat opera sabun dan juga acara polisi bertema anti-terorisme yang bernama Eagle Four yang didanai oleh Kedutaan Besar AS di kabul dan digambarkan olehnya sebagai propaganda AS. Dia juga pernah mengerjakan program TV di Afghanistan yang didukung oleh sejumlah kedutaan besar negara lainnya dan juga Badan PBB dan lembaga kemanusiaan lain. Tierney mengatakan film pencari suaka yang didanai Pemerintah Australia ini mengenai manusia, bukan politik," Dia merujuk pertanyaan seputar alur cerita dan transparansi pendanaan pembuatan film ini kepada Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan. Presiden Dewan Pengungsi Australia, Phil Glendenning mengatakan drama yang diusulkan ini tampaknya tidak akan mencegah orang untuk melarikan diri dari kekejaman ISIS dan bangkitnya kembali Taliban. "Kita tahu semakin banyak orang yang berusaha keluar dari negara-negara seperti Afghanistan dan Suriah dan kondisi itu sudah berlangsung selama 50 tahun," katanya. "Sebuah program TV tidak akan menghentikan orang untuk melarikan diri dari Taliban," Menurut Glandenning, dana $4 juta itu seharusnya digunakan pemerintah untuk mendukung Komisi Tinggi PBB yang mengurus masalah Pengungsi (UNHCR) untuk melakukan perlindungan yang lebih baik dan mempercepat panjangnya mekanisme pemrosesan permohonan suaka sehingga mereka tidak beralih memanfaatkan jasa para penyelundup manusia. "Niat kebijakan ini memang baik tapi sekalipun orang menentang ISIS dan Taliban, acara itu tidak akan membantu mereka mendapatkan perlindungan dan itu sebenarnya keprihatinan yang harus ditekankan - bagaimana melindungi nyawa mereka," Professor William Maley, pakar Afghanistan internasional dari Universitas Nasional Australia, mengatakan memburuknya situasi keamanan, termasuk meningkatnya serangan terhadap para pencari suaka asal Hazara di Pakistan, membuat banyak orang berpikir mereka tidak bisa menunggu selama satu tahun dalam lingkungan yang berbahaya untuk memberikan kesempatan birokrasi memproses permohonan mereka". "Inilah sebabnya mengapa para penyelundup lebih menarik karena mereka bisa membuat orang bergerak dalam waktu lima hari dengan membayar uang muka," katanya. Juru bicara departemen mengatakan "Film TV yang menggambarkan secara realistis perjalanan para pencari suaka dengan menggunakan perahu dan tantangan yang akan mereka hadapi" termasuk resiko dibohongi penyelundup manusia dan kebijakan penahanan Australia. Menteri Imigrasi Peter Dutton mengatakan film itu bagian dari upaya intensif Pemerintah Federal Australia untuk mengakhiri penyelundupan dan perdagangan manusia. "Operasi Kedaulatan Perbatasan telah berhasil menghentikan kapal datang ke Australia dan dalam proses menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya," kata Dutton. "Tapi Australia harus tetap waspada."
BACA JUGA: Pengacara Bali Nine Daftarkan Dua Gugatan ke Mahkamah Konstitusi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar Naik Sepeda Masuk Kurikulum SD di Canberra