jpnn.com - BERBAGAI bentuk pencegahan telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk menekan penyebaran virus corona.
Salah satunya dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah yang terdampak Covid-19.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Perpres Gaji PPPK, Haji Lulung dan Bethel, Kematian di Wuhan
Menurut Pemerhati kesehatan Ge Recta Geson, pandemi Covid-19 akan bisa memakan korban yang lemah, artinya manusia yang sudah memiliki masalah kesehatan.
Pasalnya, virus akan menyerang manusia yang mengalami penurunan imun. Seperti, orang tua, penderita penyakit infeksi, maupun sakit kronis tertentu.
BACA JUGA: Berita Duka, Kepala Staf Presiden Meninggal Dunia Karena Corona
“Sementara, orang yang sehat jika terpapar virus umumnya hanya menjadi carrier saja dengan gejala ringan seperti flu biasa sampai tidak mengalami gejala sama sekali,” kata Ge Recta di Jakarta.
Alumni Fakultas Farmasi Ubaya Surabaya itu mengatakan 70 persen hingga 80 persen imun di seluruh tubuh dibentuk dalam saluran cerna (gut).
BACA JUGA: Pesan Bu Risma Untuk ODP, PDP, OTG Hingga Positif Corona di Surabaya
Microbiota yang mengedukasi dan memodulasi sistem imun sehingga mampu melawan atau membunuh patogen apapun termasuk virus.
Mikrobiota adalah seluruh mikroba dan materi genetiknya dalam tubuh yang berperan dalam mempromosikan kesehatan.
“Karena pola makan dan hidup yang terpapar berbagai polutan dan beban tekanan (stres) yang dapat merusak mikrobiota dalam saluran cerna, diperlukan upaya pemulihan kembali,” tambahnya
Ge Recta Geson menyarankan agar mengonsumsi pangan yang sehat bergizi serta vitamin-vitamin yang dibutuhkan tubuh.
Hal ini bertujuan untuk membentuk kembali mikrobiota yang sehat, sangat disarankan rutin mengkonsumsi probiotik dan prebiotik.
“Probiotik yang baik mengandung beragam mikroba yang menguntungkan dan selaras dengan alam. Prebiotik adalah makanan probiotik berupa non-digestable fiber yang biasanya terdapat dalam buah dan sayur,” terangnya.
Ge Recta yang merupakan owner PT Agro Mitra Alimentare (AMA) menyatakan, virus yang sering jadi penyebab outbreak pandemi adalah virus Ribonucleic acid (RNA), yang hanya memiliki single strand genetic.
Covid-19 adalah virus single strand RNA, sehingga mudah bermutasi karena tidak memiliki proofreading yang bisa mengoreksi terjadinya salah transkripsi seperti pada virus DNA atau sel manusia.
Ge Recta mengapresiasi langkah preventif penularan Covid-19 dengan memakai penyemprotan disinfektan. Menurutnya, langkah tersebut bagus. Hanya saja, yang perlu dipertimbangkan adalah resiko akan menciptakan mutan baru yang berdampak pada kesehatan manusia.
“Lantas, apakah tidak akan terjadi outbreak pandemi baru dalam periode yang lebih singkat?,” katanya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia