Cek Fakta Thermal Gun Dapat Rusak Kesehatan Otak

Senin, 20 Juli 2020 – 21:27 WIB
Petugas melakukan pengecekan suhu tubuh kepada prajurit Koarmada II dengan menggunakan alat Thermal Gun. Foto: Dispen Koarmada II

jpnn.com, JAKARTA - Terkait kabar bahwa thermal gun atau pistol pengukur suhu tubuh dapat merusak otak, mendapat tanggapan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.

"Secara ilmiah para ahli mengatakan bahwa statemen itu tidak benar," kata Yurianto dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Senin.

BACA JUGA: Waspada Virus Corona, Pemprov DKI Wajibkan Tempat Hiburan Sedia Thermal Gun

Penegasan itu ia sampaikan untuk merespons sejumlah berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan telah meresahkan masyarakat karena menyatakan pengukur suhu tersebut dianggap dapat merusak kesehatan otak.

Yurianto mengatakan bahwa pistol pengukur suhu tubuh itu hanya mengukur dengan pancaran radiasi sinar inframerah, yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh semua benda yang ada di lingkungan sekitar.

BACA JUGA: Pak JK Prediksi Fakta Mengejutkan soal Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Indonesia

Pistol pengukur suhu itu tidak menggunakan sinar laser, tidak juga menggunakan sinar radioaktif semacam X-ray.

Selain itu, berbagai referensi juga mengatakan pernyataan bahwa pengukur suhu itu merusak otak adalah salah, sangat keliru.

BACA JUGA: Cegah Penyebaran Cacar Monyet, Bandara Pasang Alat Pengukur Suhu

"Dan (kabar keliru) ini akan membahayakan semua orang dan justru kontraproduktif untuk mencegah agar penularan tidak terjadi," katanya.

Oleh karena itu, pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk mengikuti informasi dengan cara yang benar dan dari sumber yang kredibel, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jubir Yurianto meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan kabar, yang menyebutkan bahwa pistol pengukur suhu itu berisi pancaran sinar radioaktif atau sinar laser yang dapat merusak struktur otak.

"Ini tidak benar. Oleh karena itu, mari kita sama-sama sikapi dengan cara yang baik. Kesulitan ini tidak usah ditambah dengan berita-berita yang menyesatkan, karena akan membuat masyarakat semakin panik," katanya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler