Ceki Domino

Oleh: Dahlan Iskan

Kamis, 24 Agustus 2023 – 07:07 WIB
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SAYA menang ceki. Kemarin malam. Itu pasti kebetulan. Itulah kali pertama saya main ceki. Latihan. Di Rumah Gadang Gebu Minang, Surabaya.

Di situ sedang ada kejuaraan ceki dan domino. Tiap malam. Selama 15 hari.

BACA JUGA: Menyebar Porno

Saking banyaknya peserta: 1024 orang. Saya pun ingin tahu seperti apa permainan ceki itu.

Saya minta salah satu pengurus mengajari permainan kartu kecil ini.

BACA JUGA: Tempus Est

Lalu saya juga dilatih domino. Nama lengkapnya batu domino.

Seluruh peserta turnamen ceki dan domino itu orang Minang.

BACA JUGA: Bonita Fani

"Di tanah Minang hampir semua orang bisa main ceki dan domino. Sudah seperti sepak bola di Brasil," ujar Eviadi Koto.

Eviadi adalah Ketua Umum Ikkatos (Ikatan Keluarga Kenagarian Toboh Gadang dan Sekitarnya).

"Toboh itu artinya apa?" tanya saya, dungu sekali.

"Itu nama nagari di Kabupaten Pariaman," ujar Eviadi.

Lalu saya bertanya ke Google. Oh, di sana lokasinya. Nagari besar. Begitu banyak nama tempat yang diawali kata Toboh. Semuanya masuk Nagari Toboh Gadang.

Tiap pagi, pukul 05.30 saya sudah di Rumah Gadang. Gedungnya indah khas Minangkabau. Besar sekali. Halamannya luas. Ada surau mungil di belakangnya.

Di halaman Rumah Gadang itulah saya senam dansa. Anggotanya 200 orang lebih.

Kemarin, pada jam seperti itu, lombanya belum selesai. Itulah babak final ceki. Semalam suntuk.

Ketika senam kami sampai lagu Wo Xiang Xin Ni, saya melongok ke lantai dasar gedung ini: final ceki baru selesai. Tepat pukul 06.00.

Juaranya: Sudirman Jo. Kelahiran 1962.

Sudirman pindah ke Surabaya tahun 2003. Bersama istri. Ia jualan nasi Padang. Di Waru, selatan Surabaya. Di sebuah ruko.

Sejak kecil Sudirman sudah bisa ceki dan domino. "Itulah permainan kami setelah belajar mengaji Al-Qur'an di surau," katanya.

Umur 15 tahun, setamat SMP, Sudirman sudah merantau. Kali pertama ke Palembang. Ikut jadi penjahit.

Dua tahun kemudian ia mendirikan usaha taylor sendiri. Lalu pindah ke Jakarta, tetap di bidang penjahitan. Di Rawa Bening.

Setelah 20 tahun di Surabaya, Sudirman juara. Ia mendapat hadiah sepeda motor Honda. Sekaligus dua.

Panitia menyediakan banyak sekali hadiah sepeda motor. Termasuk yang listrik. Semua hadiah itu dipajang di Rumah Gadang.

Saya melihatnya setiap hari. Baru kali ini saya tahu ada kejuaraan ceki dan batu domino.

Puncak acara perayaan 17 Agustus 2023 ini dilakukan tanggal 26 dan 27 lusa. Halaman Rumah Gadang dipakai bazar makanan Minang. Penuh.

Senam saya pun harus libur. Tidak. Kami dapat undangan senam di Sidoarjo. Kebetulan sekali. Di puncak acara itulah Sudirman akan menerima hadiahnya.

Tadi malam adalah final domino batu. Saya tunggu siapa juaranya. Sampai tulisan ini dibuat, final masih berlangsung.

Setelah membaca Disway pukul 05.00 pagi ini, pembaca yang di Surabaya masih bisa ke Rumah Gadang. Mungkin Anda yang lebih dulu tahu siapa juara dominonya.

Maka cepat-cepatlah buka Disway pagi ini, meski foto ilustrasinya tidak akan diganti sampai sore. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku Obor


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler