Ceko v Belanda: Terburuk Sejak 22 Tahun

Kamis, 11 September 2014 – 11:42 WIB
Pelatih Belanda, Guus Hiddink.

PRAHA - Belanda harusnya bisa mengambil satu angka dalam lawatannya ke Generali Arena, Praha, kandang Republik Ceko pada laga perdana kualifikasi Grup A, EURO 2016 kemarin (10/9). Namun blunder full back kanan Daryl Janmaat pada menit pertama injury time babak kedua membuat Belanda gigit jari. Oranje menyerah 1-2.
    
Kekalahan ini mengejutkan. Sebab di atas kertas, Belanda yang menempati ranking ketiga Piala Dunia 2014 sangat diunggulkan. Apalagi catatan statistik memberikan bukti nyata lainnya.
      
Belanda tidak pernah kalah dalam pertandingan pertama kualifikasi ajang besar (EURO dan Piala Dunia) sejak 1992 alias 22 tahun yang lalu. Belanda kali terakhir bertekuk lutut di kandang Norwegia, Ullevaal Stadion 1-2, pada kualifikasi Piala Dunia 1994, 23 September 1992.
      
"Itu semua kesalahan saya. Saya mengacaukan segalanya," keluh Janmaat kepada NOS. Memang, blunder pemain baru Newcastle United itu seharusnya tidak perlu terjadi. Janmaat gagal mengantisipasi umpan silang winger Borek Dockal.
      
Pemain 25 tahun itu malah menanduk bola crossing itu ke arah gawangnya sendiri. Bola itu menghantam tiang gawang dan membuat penjaga gawang Belanda, Jasper Cillessen kebingungan. Pemain pengganti Vaclav Pilar yang kebetulan ada di waktu dan tempat yang tepat, tinggal mendorong pelan bola masuk ke gawang.    
      
Sebelum melakukan crossing krusial itu, Dockal membuat Ceko memimpin lewat gol via tendangan geledek kaki kiri dari luar kotak penalti pada menit ke-22.
      
Belanda membuat kondisi imbang 1-1 lewat tandukan bek tengah Stefan de Vrij meneruskan umpan silang Daley Blind pada menit ke-55.
      
Selain untuk Belanda, kekalahan ini mencederai karir panjang Guus Hiddink. Inilah untuk kali pertama sejak 1995, seorang pelatih baru Belanda keok dalam dua laga awal secara beruntun. Sebelumnya, dalam laga persahabatan di Bari pekan lalu, Belanda takluk 0-2 melawan Italia.
     
Di luar perkiraan, tanpa winger utama Arjen Robben yang cedera, Hiddink tidak bermain dengan skema favoritnya, 4-3-3. Pelatih 67 tahun itu justru menurunkan formasi 5-3-2, hampir sama dengan pendahulunya, Louis van Gaal. Tetapi karena Belanda minim membuat peluang, mantan pelatih Korea Selatan dan Rusia itu menganti skemanya dengan 4-3-3 pada babak kedua.  
      
Namun secara total, pergantian skema itu ternyata tidak berjalan efisien. Robin van Persie dkk hanya mencatat empat tendangan ke arah gawang.
      
Pertahanan Belanda juga membiarkan Ceko memberondong tujuh tembakan akurat dari 14 percobaan. Dengan formasi berbasis lima bek yang diusung Belanda, Ceko justru terlihat sangat berbahaya dalam serangan balik.  
      
"Setelah membuat kedudukan imbang 1-1, kami bisa mengontrol pertandingan dan berpeluang untuk membuat 1-2. Rasanya sangat pahit jika Anda kebobolan gol penentu kemenangan di ujung pertandingan," cetus Van Persie seperti dilansir Associated Press.   
      
Hiddink mengatakan sangat merah karena pemainnya tidak fokus. Bagi pria yang mengawali karir kepelatihannya di PSV Eindhoven itu, kekalahan ini bukan disebabkan karena formasi yang dia pilih.   
      
"Jika tim melakukan kesalahan seperti itu, tidak ada yang biasa kami perbuat. Ini bukan perkara sistem permainan. Dan Anda bisa menebak, saya sangat marah dengan kekalahan ini. Jika Anda pulang dengan skor 1-1, ceritanya akan lain," ucap Hiddink seperti dilansir harian Belanda, De Telegraaf.
      
Pelatih baru Ceko Pavel Vrba mengaku sangat puas dengan kemenangan ini. Bagi Vrba, Belanda tidak sekuat yang dia bayangkan. Apalagi ternyata Belanda memulai pertandingan dengan lima bek.
      
"Saya terkejut, ternyata mereka sangat defensif. Padahal kami memainkan tiga penyerang. Padahal Belanda ini tim yang mengalahkan Spanyol dan Brasil (di Piala Dunia 2014, red). Namun, ternyata mereka tidak sekuat itu. Namun harus saya akui, kami sangat beruntung di gol kedua," kata Vrba kepada koran Belanda, Volkskrant.
      
Bagi Belanda, kekalahan ini membuat tugas mereka untuk setidaknya menempati posisi runner-up di klasemen akhir akan berat. Sebab, Grup A diisi lawan-lawan yang alot. Misalnya Turki, Islandia, dan Latvia. Islandia sendiri tidak bisa dianggap enteng karena membantai Turki dengan skor 3-0 di Laugardalsv"llur, Reykjav"k kemarin. (nur)

BACA JUGA: Tiga Opsi Pengganti Simon Santoso

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fabiano Pilih Tetap Bela Persija


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler