jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng menceritakan pengalamannya dalam mengatasi krisis ekonomi pada 1998.
Tanri Abeng juga menjelaskan pengalamannya memperbaiki 159 BUMN yang kurang sehat kala itu.
BACA JUGA: IMM Dukung Upaya Erick Thohir Membenahi BUMN
"Saya usulkan kepada Bapak Presiden Soeharto untuk memprofitisasi, restrukturisasi dan terakhir privatisasi," kata Tanri di Talk Show & Awarding "Corporate Reputation BUMN (Befor & After Pandemi) Milennial's Perspective" sekaligus BUMN Brand Award 2020 di Jakarta, Senin (28/9).
Diceritakannya, saat itu terbentuklah 10 holding BUMN. Salah satu capaian dia adalah memerger sejumlah bank BUMN menjadi Bank Mandiri.
BACA JUGA: 81 Perusahaan Swasta dan 21 BUMN Raih Indonesia CSR PKBL Award 2020
Menurutnya BUMN punya peran signifikan ke ekonomi sehingga mampu membantu Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bergeliat.
Salah satunya BRI yang punya portofolio membantu UMKM.
BACA JUGA: Terbit Perpres 98 Tahun 2020 tentang Gaji PPPK, Honorer K2 Bertakbir, Menangis
Untuk era kini dengan adanya COVID-19, ia mengapresiasi Erick Tohir dan Budi Gunadi Sadikin terlibat mengatasi wabah tersebut terutama di bidang ekonomi.
Pada kesempatan sama, Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro menyebutkan, reputasi perusahaan tidak dibangun sekejap tetapi dipahat dengan waktu dan proses yang panjang.
Namun, keruntuhan reputasi bisa dalam waktu sekejap. Oleh karena itu, perusahaan dan level pimpinan harus sangat memerhatikan aspek-aspek internal maupun eksternal yang bisa membahayakan reputasi perusahaan.
"Tak terkecuali perusahaan-perusahaan BUMN yang memiliki peran sebagai lembaga profit sekaligus memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendukung program-program pemerintah. Apalagi pada masa pandemi COVID-19," terangnya.
Bram S Putro menambahkan, tantangannya akan semakin berat bagi BUMN. Dalam situasi saat ini, masing-masing BUMN tentunya akan mengelola reputasi dengan gayanya masing-masing. Termasuk membangun reputasinya di mata kaum milenial.
Iconomics melihat reputasi perusahaan terutama pada masa pandemi dan pasca-pandemi COVID-19 menjadi salah satu isu yang sangat penting.
Oleh karena itu, dalam acara webinar yang dilanjutkan dengan virtual award mengusung tema “Corporate Reputation Sebelum dan Sesudah Pandemi COVID-19” akan mengupas strategi para pembicara yang mewakili perusahaan dan industrinya dalam mempertahankan reputasi korporat di masa pandemi COVID-19 dan era kenormalan baru ini.
Lebih lanjut dijelaskan, BUMN Brand Award 2020 kali ini adalah tahun kedua.
Tahun pertama diselenggarakan pada 2019 dengan menghadirkan Sekretaris Kementerian BUMN yang menyampaikan insight-nya kepada seluruh pimpinan BUMN yang hadir saat itu.
Dalam BUMN Brand Award 2020, perusahaan-perusahaan BUMN akan dilihat dari 4 indikator.
Ada indikator market dominance, brand strength, customer satisfaction dan social economy.
Dalam market dominance yang akan dilihat adalah jumlah penggunaan produk dan jasa perusahaan BUMN yang disurvei.
Adapun brand strength menyangkut jumlah responden yang mengetahui keberadaan brand. Iconomics juga melihat aspek customer satisfaction yang dilihat dari penilaian responden terhadap kualitas layanan brand perusahaan-perusahaan BUMN. Aspek lainnya yang dilihat mengenai persepsi responden perusahaan BUMN dalam berkontribusi sosial dan ekonomi.
Menurut Research Director Iconomics Alex Mulya, survei dilakukan kepada tiga segmen milenial.
Ketiga segmen milenial tersebut meliputi early, mid-term dan late dengan mengelompokkan berdasarkan segmen pendapatan, yakni rendah, menengah dan atas. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad