jpnn.com - SAMARINDA - Koordinator Jatamnas Merah Johansyah Ismail mengatakan, sudah saatnya Pemprov Kaltim meninggalkan batu bara yang merupakan ekonomi berumur pendek.
Begitu bahan tambang habis, maka perekonomiannya juga tamat. Begitu pula bila harga jatuh yang bakal berdampak besar bagi perekonomian Kaltim.
BACA JUGA: Saatnya Laut Jadi Sumber Kemakmuran
“Pemprov Kaltim harus beralih ke perekonomian berkelanjutan seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata. Industri di Kaltim harus diarahkan untuk melayani sektor-sektor tersebut,” sebut Merah.
Mantan Dinamisator Jatam Kaltim itu menegaskan, ekonomi batu bara mesti disudahi.
BACA JUGA: Citilink Terapkan EFB Pada Kokpit Pesawat
Pemprov juga mesti bersiap pada kondisi banyaknya pekerja tambang yang dirumahkan.
“Pekerja tambang mesti digiring ke sektor produktif ke green job atau pekerjaan yang ramah lingkungan, misalnya pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata. Beri pekerja keterampilan yang cukup dan lindungi dengan kebijakan,” beber dia.
BACA JUGA: Buka Beberapa Rute, Wings Air Mudahkan Akses ke Sumut dan Nusa Tenggara
Menurut Merah, cepat atau lambat, bisnis batu bara akan habis. Terlebih harganya yang bergantung pada kebijakan pemerintah Tiongkok.
Menurut dia, hal tersebut membuat perekonomian rapuh.
“Kalau Tiongkok buka keran impor, baru harga batu bara kita naik. Tapi ketika impor ditutup, ekonomi Kaltim bergejolak. Ini bahaya karena kita bergantung pada negara lain. Lebih baik memastikan perekonomian yang berkelanjutan dan mandiri,” tegas dia.
Selain itu, Merah mengatakan, pemprov bisa membuat kebijakan dengan mendorong pembangkit listrik alternatif.
Misalnya dengan pembangkit listrik tenaga sampah, tenaga surya, dan tenaga air yang cenderung ramah lingkungan.
“Pemprov harus memberi teladan dengan cara sebanyak 30 persen listrik di Kantor Gubernur menggunakan tenaga surya. Pemimpin mesti memberi contoh agar mendorong lain yang biar bisa berubah,” beber Merah. (hdd/lhl/k15/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakses e-Commerce Meningkat, Mobile Payment Membudaya
Redaktur : Tim Redaksi