Cerita Dua Warga Badui Selamat dari Maut Seusai Digigit Ular Berbisa

Selasa, 14 Mei 2024 – 09:50 WIB
Warga Badui korban gigitan ular berbisa jenis ular tanah dan beruntung nyawanya bisa diselamatkan setelah Sahabat Relawan Indonesia (SRI) menangani secara medis. Foto: ANTARA/HO-SRI

jpnn.com, BANTEN - Dua warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten digigit ular berbisa saat bekerja di ladang.

Beruntung, kedua korban gigitan ular jenis ular tanah itu cepat ditangani tenaga medis, sehingga tidak menimbulkan kematian.

BACA JUGA: Arti Mimpi Digigit Ular Menurut Para Ulama, Sial Atau Pertanda Baik?

"Korban selamat," kata Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat saat dikonfirmasi di Rangkasbitung, Lebak, Selasa.  

Kedua korban yakni Sarman, 16, warga Kampung Cisagu dan Sanih, 16, warga Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.

BACA JUGA: Pria di Gowa Sulsel Digigit Ular Piton 7 Meter, Begini Kondisinya

Petugas medis dari relawan bergerak cepat untuk melakukan pertolongan hingga ke lokasi dengan berjalan kaki menembus hutan belukar dan terjal dan banyak curam setelah menerima informasi dari keluarga korban.

Mereka petugas medis terdiri dari bidan dan perawat menangani kedua korban gigitan ular mematikan.

BACA JUGA: Mahasiswa IPB University Ditemukan Meninggal, Diduga Digigit Ular

Saat ini, kondisi korban sudah membaik dan hanya mengalami demam setelah ditangani relawan itu.

"Kami sudah biasa melakukan pertolongan medis terhadap warga Badui yang menjadi korban gigitan ular tanah itu, meski kondisi alamnya pegunungan dan perbukitan," kata Muhammad Arif.

Menurut dia, saat ini, populasi ular berbisa di kawasan pemukiman Badui banyak ditemukan di jalan hingga tempat-tempat penyimpanan kayu bakar.

Apalagi, beberapa hari terakhir ini curah di daerah itu cukup tinggi, sehingga binatang melata itu mencari tempat yang hangat dengan berkeliaran di ladang pertanian hingga ke pemukiman.

Selain itu juga warga Badui yang menjadi korban gigitan ular berbisa masih tinggi.

"Kami setiap bulan menangani warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikan itu antara dua sampai enam orang per bulan," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, relawan SRI kini memiliki Pos Kesehatan (Poskes) dengan lokasi berada di perbatasan Tanah Hak Ulayat adat Badui.

Poskes itu terdapat tenaga bidan, perawat dan dokter juga dilengkapi peralatan kesehatan, obat - obatan serta kendaraan mobil ambulans.

Pihaknya juga terkadang membawa pasien warga Badui setelah ada rujukan dari puskesmas setempat untuk ditangani ke RSUD Banten.

Sebab, RSUD Banten menerima pasien dengan menyertakan surat keterangan tidak mampu (SKTM), karena banyak warga Badui yang belum memiliki PBI BPJS Kesehatan bantuan dari pemerintah.

Mereka tidak memiliki PBI BPJS Kesehatan karena mereka terkadang tidak memiliki KTP elektronik.

"Kami jika merujuk warga Badui selalu dibawa ke RSUD Banten dengan menyertakan SKTM itu," katanya lagi.

Sementara itu, Sanih mengaku dirinya merasa terbantu adanya pengobatan terhadap masyarakat Badui yang dilakukan relawan SRI, sehingga nyawanya dapat diselamatkan dari gigitan ular berbisa.

"Kami merasa bersyukur kehadiran relawan SRI dengan gratis dalam penanganan medis itu," kata Sanih.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler