Cerita Juru Kunci tentang Teroris yang Ngumpet di Makam Keramat

Rabu, 02 Maret 2016 – 00:25 WIB
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 dibantu Kepolisian Resort Malang melakukan penyisiran TKP terduga teroris di Dusun Patokpicis, Kecamatan Wajak Kabupaten Malang (1/3/16). Foto: PURWANTO/MALANG POST/JPG

jpnn.com - MALANG – Tim Densus 88 Mabes Polri membekuk dua terduga teroris di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kedua orang terduga teroris yang ditangkap dalam operasi senyap itu bersembunyi di makam keramat Mbah Setyo Setuhu yang berada di Dusun Keramat, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Senin pagi (29/2).

BACA JUGA: Lihat Nih! Bus Rombongan Siswa SMP Terguling, Gagal ke Bali

Keduanya berinisial KW dan S. Saat penangkapan mereka tidak melakukan perlawanan, sedang tidur di sebuah gazebo di area makam.

Mereka kemudian langsung dibawa ke Mako Brimob Ampeldento Pakis, untuk menjalani pemeriksaan. Di tangan mereka diamankan tiga buah tas ransel.

BACA JUGA: 1000 Warga Surabaya Ramaikan Senam Sehat di Pagoda Park

Usai penangkapan, personel Densus 88 kembali melakukan penyisiran di lokasi penangkapan mencari barang bukti lainnya.

“Untuk barang bukti, semuanya sudah diamankan oleh Tim Penyidik Densus 88. Apa isi barang buktinya, nanti biar Mabes Polri langsung yang menyampaikan, karena semuanya masih proses penyelidikan,” terang Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho Sugianto dilansir Malang Post (Jawa Pos Group), Selasa (1/3).

BACA JUGA: Pensiun, Ternyata Wali Kota Batam Hanya Ingin Tidur di Sini

Yudo Nugroho menyebutkan, keduanya terduga teroris tersebut bukan warga Kabupaten Malang. Mereka berasal dari Jawa dan Sulawesi.

Informasi yang diperoleh Malang Post, terduga teroris berinisial S itu adalah Sulaiman berasal dari Kampung Anggrek, Jakarta serta inisial KW bernama Sujak asal Madiun.

Namun Kapolres Malang tidak menyebutkan, apa saja aktivitas yang dilakukan oleh kedua terduga teroris itu selama di makam keramat Mbah Setyo Setuhu.

Hanya saja, dia mengungkapkan, kedua terduga teroris itu bagian dari jaringan dari kelompok sebelumnya yang tertangkap di Kecamatan Karangploso dan Dau, kelompok Romli warga Desa Mulyoagung, Dau serta Ahmad Ridho, warga Perum Griya Permata Alam, Desa Ngijo, Karangploso.

Sementara, Sukirno, juru kunci makam keramat Mbah Setyo Setuhu, menerangkan bahwa dua terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 tersebut, sudah bersembunyi sejak sepekan lalu. Ia tidak tahu datangnya kapan dan diantarkan oleh siapa, karena sepengetahuannya kedua terduga teroris tersebut tiba-tiba sudah ada di makam tersebut.

“Datangnya seminggu lalu. Tetapi mereka naik apa ke makam ini, saya tidak tahu. Karena tiba-tiba mereka sudah berada di makam ini,” ujar Sukirno.

Selama berada di makam, menurut pria 48 tahun tersebut, kedua terduga lebih banyak berdiam diri. Mereka sama sekali tidak ngobrol dengan Sukirno. Bahkan, Sukirno juga tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh mereka.

“Pakaian yang dikenakan biasa saja. Hanya saja mereka membawa tas ransel sekitar dua atau tiga tas. Satu orang masih muda wajahnya cakep, sedangkan satu lagi sedikit tua. Selama berada di makam, mereka tidur di sini,” tuturnya sembari menunjuk gazebo yang digunakan tempat tidur terduga.

“Saya mengira mereka itu orang baik dan datang ke makam untuk berziarah. Tidak tahunya, mereka ternyata terduga teroris. Setelah ini, nantinya setiap pengunjung akan saya mintai KTP, karena tidak ingin kejadian ini terulang,” jelasnya. (agp/iil/sam/jpnn)

 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ogah Salaman, PNS Cuek dan Bubarkan Diri sebelum Acara Berakhir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler