Meskipun kini mengalami cedera di bagian lengan bagian atas, namun Dimas Arif Rohman Hakim tak sanggup menyembunyikan senyum di wajahnya. Pekan ini ia berhasil menyelesaikan program magangnya di sejumlah peternakan sapi di Australia.
Dimas adalah satu dari 20 mahasiswa peternakan asal berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang terpilih mengikuti program magang selama dua bulan di Northern Territory.
BACA JUGA: Begini Cara Teroris Khaled Sharrouf Kecoh Petugas Bandara di Sydney
Program tahun tersebut diselenggarakan oleh kalangan industri peternak setempat yang tergabung dalam Northern Territory Cattlemen's Association.
Program ini membeirkan pelatihan tiga pekan di Kampus Charles Darwin University yang berada di wilayah Katherine. Setelah itu, peserta diterjunkan ke lapangan selama enam pekan di berbagai peternakan sapi.
BACA JUGA: Vitamin C Juga Dibutuhkan Tanaman Untuk Hasilkan Buah Lebih Sehat
20 mahasiswa Indonesia telah menyelesaikan program magang di berbagai peternakan sapi di Northern Territory, Australia, tahun 2015.
BACA JUGA: 10 Tahun Lagi, Robot Ambil-alih 40 Persen Pekerjaan di Australia
Untuk tahun ini, ada 10 peternakan yang turut ambil bagian. Dimas kepada ABC mengatakan, lengannya mengalami cedera saat ia praktek lapangan di Peternakan Auvergne.
Namun bukannya mengeluh, Dimas malah menganggap cedera yang dialaminya itu sebagai pengingat pentingnya keamanan kerja.
"Saat itu saya menggiring ternak dari satu titik ke titik lainnya, dan saya tidak begitu mengawasi ternak-ternak itu dan salah satunya menyeruduk saya hingga mengenai pagar," katanya.
"Namun sekarang saya merasa jauh lebih baik," katanya kepada Lisa Herbert dari ABC.
Peserta magang lainnya Alfarisi Hudan Hakiki berharap bisa menjadikan pengalamannya di Peternakan Lakefield untuk terus mendorong hubungan positif kedua negara.
"Saya ingin masuk pemerintahan di Indonesia dengan tujuan bisa mempermudah hubungan Indonesia dan Australia," ujarnya. "Itulah motivasi saya".
Sementara itu Konsul Jenderal Indonesia di Northern Territory Andre Omer Siregar mengatakan transformasi yang dialami mahasiswa setelah menjalani program ini sangat memuaskan.
"Bukan saja lebih bersemangat dan percaya diri, mereka tampaknya sudah seperti para peternak benaran," kata Andre Siregar.
Ia menilai program semacam ini penting dalam menjaga hubungan baik kedua negara. "Bukan hanya perdagangan, tapi juga hubungan di antara warga," katanya.
"Pertumbuhan Indonesia sangat cepat. Kelas menengah juga tumbuh dan semakin membutuhkan daging dan ternak. Tentu saja kami akan mencarinya ke mitra di Australia," katanya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asal Kentang Goreng di Restoran Cepat Saji Dipertanyakan