jpnn.com, JAKARTA - Masa kerja Kantor Staf Presiden (KSP) telah berakhir pada 19 Oktober 2019. Kepala KSP Moeldoko pun telah purnatugas.
Lembaga yang dibentuk berdasar Perpres Nomor 26 Tahun 2015 itu bekerja selama masa bakti Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode 2014-2019. Menurut Moeldoko, ada hal-hal berkesan selama dirinya membantu Presiden Jokowi.
BACA JUGA: MPR Lantik Jokowi, Habib Aboe PKS Harapkan Tak Ada Cebong & Kampret Lagi
“Kesan saya, beliau bekerja keras,” ujar Moeldoko di sela peresmian kantor baru Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jalan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10).
Moeldoko menjelaskan, Presiden Jokowi sangat serius dalam bekerja. Jokowi, tutur mantan Panglima TNI itu, hanya punya sedikit waktu untuk memikirkan diri sendiri maupun keluarganya.
BACA JUGA: Belum Dapat Tawaran jadi Menteri, Moeldoko Siap Pulang Kampung
“Memikirkan dirinya sendiri dan keluarga sangat kecil. Itu terlihat dari keseriusan bapak dalam bekerja,” ungkapnya di acara yang dihadiri Ketua Dewan Pembina HKTI Oesman Sapta Odang tersebut.
Moeldoko lantas mengenang pengalamannya mendampingi Jokowi melakukan kunjungan kerja ke luar daerah. Menurut dia, kadang waktu untuk beristirahat saja susah.
Namun, kunjungan Presiden Jokowi ke Kalimantan Barat beberapa waktu lalu menyisakan cerita lain. Sebab, Presiden Jokowi sudah berada di hotel untuk beristirahat saat magrib.
“Makanya, saya bercanda waktu kunjungan ke Kalbar, ‘Pak Presiden ini prestasi kita yang luar biasa’,” tutur Moeldoko.
Pernyataan Moeldoko membuat Jokowi bertanya balik soal alasan tentang perstasi luar biasa itu. Moeldoko pun menimpali.
“Selama ini kita masuk hotel di atas jam sepuluh, Pak, tetapi kemarin sebelum magrib sudah bisa masuk hotel dan menikmati durian. Beliau pun tertawa,” kata Moeldoko menirukan percakapannya dengan Jokowi.
Mantan Pangdam XII/Tanjungpura yang meliputi Kalbar dan Kalimantan Tengah (Kateng) itu menegaskan, yang dilakukan Jokowi selama ini bukanlah sesuatu yang dibuat-buat. “Semuanya keluar dari hati,” tegasnya.
Moeldoko menambahkan, frekuensi rapat Presiden Jokowi bersama kabinet juga sangat tinggi. Menurut dia, rapat terbatas bisa digelar dua kali sehari.
Selain itu kadang ada rapat-rapat internal saat kondisi mendesak. Presiden Jokowi, kata Moeldoko, juga sangat responsif akan pengaduan dan masukan dari masyarakat.
Moeldoko mencontohkan, KSP biasanya didatangi berbagai kelompok masyarakat, termasuk petani tebu, nelayan dan lainnya. Di antara mereka tidak sedikit yang menyampaikan keluhan dan meminta kehadiran negara.
“Saya tidak marah. Saya catat saja apa yang dipikirkan dan diharapkan (masyarakat). Kemudian, saya langsung sampaikan ke presiden dan saya cerita didatangi masyarakat yang menyampaikan pemerintah dinilai kurang perhatian pada suatu persoalan ini. Presiden lalu meminta memanggil menteri yang berkaitan untuk rapat,” kata dia.
Menurut dia, begitulah gaya kepemimpinan Jokowi yang selalu membangun hubungan antara kepala negara dengan masyarakat. Hubungan itu tidak terhalang oleh apa pun.
Presiden Jokowi juga memiliki kelebihan dalam melakukan kontrol, terutama kepad menteri yang diberikan penugasan. “Presiden kelebihannya di-checking. Kontrol beliau kuat. Menteri yang ada perintah dari beliau diberi waktu untuk mengontrol,” ungkap Moeldoko.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy