Cerita Prabowo Pernah Meminta Soeharto Mundur dari Kursi Presiden

Jumat, 05 April 2019 – 22:59 WIB
Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengaku pernah menyarankan Soeharto untuk mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Dia mengatakan saran itu sebagai bentuk kecintaan terhadap Soeharto.

Prabowo mengungkapkan hal tersebut ketika berpidato di acara Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni dan Aktivis Kampus Indonesia, Balai Kartini, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019).

BACA JUGA: TKN: Prabowo - Sandi Tak Mampu Menembus Jawa Tengah

BACA JUGA: TKN: Prabowo - Sandi Tak Mampu Menembus Jawa Tengah

Awalnya Prabowo berbicara tentang elite yang gagal mengelola Indonesia. Rakyat tidak kunjung memperoleh kesejahteraan di tengah kekayaan alam Indonesia.

BACA JUGA: Meriahkan Kampanye di Sumut, Menantu Jokowi Ikut Goyang Jempol

"Kita harus akui bahwa ini kegagalan kita semua," kata Prabowo mengawali pidatonya.

BACA JUGA: Sablon Gratis dari Relawan Prabowo Buat Warga DKI, Banten dan Jabar

BACA JUGA: Survei SCG Research and Consulting di Jatim I: Jokowi Dominan, Prabowo Jeblok

Menurut dia, siapa pun harus jantan mengakui ketika negara salah dikelola. Bahkan, Prabowo pernah mengoreksi rezim Soeharto ketika mengendus kegagalan mengelola negara.

Saat Soeharto berkuasa, Prabowo berada di lingkaran elite penguasa. Soeharto ialah mertua Prabowo setelah mempersunting Siti Hediati Hariyadi atau Tutut.

BACA JUGA: Survei: Elektabilitas Prabowo Terus Naik, Sayangnya...

Prabowo menyebut dirinya mengalami dilema saat Soeharto berkuasa. Dia ingin membela keluarga. Di sisi lain, hati nuraninya ingin melayangkan koreksi terhadap rezim Soeharto.

"Kawan-kawan, kami berusaha dan kami melancarkan dan kami mendukung gerakan reformasi waktu itu, walaupun pemimpin rezim yang berkuasa saat itu adalah mertua saya sendiri," kenang mantan Danjen Kopassus ini.

Di tengah posisi dilema, Prabowo akhirnya melayangkan saran kepada Soeharto untuk mundur dari kursi presiden. Saran kepada Soeharto, kata dia, bukan sebuah bentuk pembangkangan kepada presiden atau mertua.

"Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Bukan karena saya tidak loyal pada Pak Harto. Justru karena saya loyal pada Pak Soeharto. Justru karena saya cinta sama Pak Harto," ungkap dia.

BACA JUGA: Survei Charta Politika: Peringkat Ketum Parpol Paling Disukai Publik, Wouw!

Dia mengatakan kondisi Soeharto saat itu tidak memungkinkan untuk memimpin Indonesia. Menurut dia, posisi presiden harus diserahkan kepada sosok muda untuk memperbaiki Indonesia.

"Ibarat kalau kita cinta sama orang tua dan kita lihat orang tua memang dalam keadaan yang sulit, mungkin dari segi kapasitas fisik, kapasitas usia, sudah saatnya orang tua kita istirahat dari pada duduk di depan, mengemudikan kendaraan. Ibaratnya lebih baik serahkan kepada yang lebih muda, yang bisa menghadapi kondisi pada saat itu," pungkas dia. (mg10/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Warga Kabupaten Bogor Sudah Tahu Capres Berpengalaman


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler