Cetak Sejarah Hanya Dalam Satu Set

Senin, 06 Agustus 2012 – 09:17 WIB
Saina Nehwal. Foto: Getty Images
Indonesia semestinya malu dengan India. Tanpa didukung catatan rekor yang bagus di ajang Olimpiade, negara tersebut malah bisa meraih satu medali di cabang olahraga bulu tangkis. Satu hal yang gagal diberikan pebulutangkis Indonesia. Saina Nehwal menjadi pahlawan bagi negara yang berada di belahan Asia Selatan itu.

WAJAH pebulutangkis putri India Saina Nehwal tampak berseri-seri diterpa sorotan lampu arena bulutangkis di Wembley Arena, London, Sabtu malam itu (4/8). Saina memang tidak mampu mempersembahkan medali emas bagi negaranya, hanya medali perunggu yang bisa diraih pebulu tangkis berusia 22 tahun itu.
 
Namun, pencapaian itu sepertinya sudah cukup bagi Saina untuk mecatatkan namanya dalam legenda bulutangkis di negaranya. Sebab, sekalipun hanya medali perunggu, dia menjadi atlet India pertama yang mampu menorehkan medali dari cabang olahraga bulutangkis sejak dilombakan dalam Olimpiade 20 tahun silam.
 
Satu perunggunya juga membuat nama peraih emas ajang Commonwealth Games 2010 itu menjadi atlet putri India kedua peraih medali Olimpiade. Sebelum Saina, atlet angkat besi India Karnam Malleswari juga pernah menyumbangkan medali perunggu. Itu sudah terjadi 12 tahun silam, tepatnya saat Olimpiade Sydney 2000.
 
Sejarah yang ditorehkan Saina di nomor tunggal putri itu berlangsung tidak sampai dua set. Saina sudah bisa menumbangkan unggulan kedua tunggal putri asal Tiongkok Xin Wang hanya sampai di permulaan set kedua. Sebab, setelah itu Wang gagal melanjutkan perlawanannya akibat mengalami cedera engkel.
 
Kejadian itu membuat Saina akhirnya bisa memenangi pertandingan tersebut dengan skor 21-18, 1-0. "Aku masih belum percaya bisa mendapat medali di Olimpiade. Tak pernah menyangka kalau India bisa melakukannya, persaingan di sini sangat berat. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan," ujar Saina setelah pertandingan kepada IANS.
 
Bagi Saina, meraih medali di Olimpiade ini seperti mimpi yang belum terkabulkan. Sebelum turun di London 2012, Saina sudah memulai debutnya di ajang Olimpiade Beijing 2008 silam. Sayangnya, saat itu dia gagal melangkah ke semifinal setelah kalah di babak perempat final dari tunggal putri Indonesia Maria Kristin Yulianti 28-26, 14-21, 15-21.
 
Dari kegagalan itulah yang memacu Saina untuk semakin memperbaiki kemampuannya. "Aku lantas berlatih lebih keras dan menanamkan banyak harapan dari usahaku itu," cetus Saina. Dua tahun pasca Beijing 2008 dia meraih medali perunggu dalam kejuaraan Asia 2010.
 
Pertarungan itu sejatinya berlangsung cukup seru. Dukungan besar pendukung India di tribun Wembley Arena membuat Saina lebih semangat dalam bermain kendati kalah level dari Wang. Dia tidak menyangka jika perlawanan itu harus diakhiri hanya karena lawan cedera.
 
Bayang-bayang kekalahan dari Wang Yihan (Tiongkok) dalam ajang semifinal sempat membuatnya ketar-ketir. "Kekalahan menghantui pikiranku saat itu. Tapi, ketika sudah masuk dalam pertandingan, yang aku pikir hanya bagaimana bermain bagus. Saat aku rasa dia lelah, aku pikir itulah saatku," ungkap Saina.
 
Persembahan satu perunggu Olimpiade London 2012 ini tidak membuat Saina lantas berpuas diri. Dia masih berambisi melanjutkan kembali pencapaiannya kali ini dalam ajang yang sama di edisi berikutnya. "Aku selalu mengejar momen bagaimana caranya supaya bendera kebangsaan India bisa berkibar di podium Olimpiade seperti saat ini," jelas Saina.
 
Donasi satu perunggu Saina ini semakin menambah daftar perolehan medali India di London 2012 menjadi tiga keping. Sebelumnya, India sudah mengoleksi dua medali dari cabang olahraga menembak. Satu medali perak dari Vijay Kumar, sedangkan perunggu dari Gagan Narang. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persegres Tolak Tudingan Suap

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler