jpnn.com - BERPIKIR panjang sebelum berbuat itu memang perlu. Apalagi untuk urusan rajah tubuh alias tato. Sebab, jangan sampai karena tato lantas menyesal di kemudian hari.
Pengalaman itulah yang dialami Kay Bennett, perempuan asal Swindon, Inggris. Gara-gara punya tato di wajah, untuk urusan pekerjaan pun jadi susah.
BACA JUGA: Paspor-Paspor yang Memiliki Kesaktian Luar Biasa di Dunia
Kay kini sudah berusia 33 tahun. Ia punya tato bintang di wajahnya saat akhir usia remajanya.
Tapi gara-gara tanto di wajah itu pula Kay terpaksa menganggur dan sulit mendapatkan pekerjaan. “Orang-orang melihatku, melihat bintang-bintang (tato di wajah, red) dan secara otomatis berpikir aku seorang penjahat dan pecandu narkoba,” keluhnya.
BACA JUGA: Singapura Peringkat Pertama Negara Paling Bahagia di Asia
Kay mengaku sudah mengirim 40 lamaran kerja. Tapi tak ada satu pun yang nyangkut. “Begitu mereka melihat bintang-bintang (tato di wajah, red) dan tato lain di leher dan tanganku, pikiran mereka terbentuk. Mereka tidak akan mempekerjakan aku,” urainya.
BACA JUGA: Terparah Sejak 1934, Gempa 7,9 SR Pukul Nepal, Ribuan Orang Meninggal
Kay mengaku pertama kali punya tato pada usia 18 tahun. Tato pertamanya ada di lengannya yang berupa nama sang pacar.
Ternyata, motivasi Kay punya tato adalah agar tidak diejek oleh teman-teman sekolahnya. Sebab, dia sering dipanggil ‘jahe’ karena berambut cokelat kemerahan. “Aku berpikir kalau aku punya tato akan terlihat garang dan orang-orang akan berpikir dua kali sebelum menggangguku,” katanya mengenang.
Orang tua Kay sebenarnya tak suka putrinya bertato. Namun, sepanjang tato di tubuh Kay masih tersembunyi, orang tuanya tak mempersoalkannya.
Setelah enam tahun, tato sudah mewarnai leher dan tangan Kay. Kala itu dia masih bisa bekerja sebagai satpam.
Namun, saat usia 24 tahun, Kay memutuskan untuk menato wajahnya dengan gambar bintang. Dari situlah masalah muncul.
Orang tua Kay bahkan merasa ngeri karena putrinya punya tato di wajah. “Ayahku menyebutku terlihat kacau. Mereka begitu malu dan tak peduli lagi denganku,” katanya.
Ternyata kecemasan tentang penampilan Kay itu tak hanya datang dari orang tuanya. Orang lain pun mulai melihat Kay sebagai sosok yang berbeda.
“Aku mengakhiri kerja sebagai satpam namun tak bisa mendapatkan pekerjaaan lain. Aku menyadari bahwa aku hanya menarik bagi anak-anak nakal, tapi orang-orang yang baik tidak suka denganku karena tatoku,” paparnya.
Maret tahun lalu sebenarnya Kay sempat mendapat pekerjaan sebagai perawat anjing. Namun, ia dikucilkan oleh rekan-rekan seprofesinya sebagai perawat anjing. “Aku begitu kecewa karena aku harus mundur,” kenangnya.
Sejak saat itu pula ia semakin sulit mendapat pekerjaan. Ia juga lebih banyak mengurung diri di rumah.
“Aku tak bisa keluar karena merasa orang-orang menatapku,” tuturnya. “Orang-orang menghakimiki karena penampilanku dan tak mau terganggu karena mengenalku.”
Akibatnya, Kay pun mengalami depresi. Ia mulai tak bisa mengontrol nafsu makannya. “Aku menjadi doyan makan dan semakin gemuk,” katanya.
Ia sengaja membeber pengalaman hidupnya dengan harapan ada seseorang yang menawarinya perawatan laser untuk menghapus tato dari wajah, leher dan tangannya. “Aku benar-benar putus asa untuk menghapusnya. Tapi selama tato itu masih ada, aku tak akan bisa mendapat pekerjaan,” ucapnya.
Karenanya Kay juga memberi nasihat agar jangan sampai ada orang lain senasib dengannya. “Semoga mimpi burukku membuat orang lain berpikir panjang untuk punya tato terutama di wajah, keher dan tangan,” harapnya.(mirror/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sinyal dari Duo Bali Nine, Eksekusi Mati 3 Hari Lagi
Redaktur : Tim Redaksi