jpnn.com - JAKARTA-PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) menebar dividen tunai sejumlah Rp 475,54 miliar atau Rp 29 per lembar. Angka itu setara 25,89 persen dari koleksi laba bersih tahun lalu sebesar Rp 1,83 triliun.
Direktur Charoen Ong Mei Sian menyebutkan jumlah dividen tersebut naik signifikan ketimbang tahun lalu senilai Rp 18 per lembar saham.
BACA JUGA: Kementerian ESDM Pangkas Separuh Subsidi Solar
Atau kalau dibanding edisi 2014, nilai dividen itu setara 16,9 persen dari laba bersih kala itu setara Rp 1,75 triliun. ”Kontribusi pendapatan seluruh bidang relatif stabil. Kalau pendapatan live bird tidak sebesar feed (pakan) dan chicken process,” tutur Ong Mei Sian.
Di samping rencana pembagian dividen, perseroan juga mengumumkan pergantian Presiden Direktur baru yakni Tjiu Thomas Effendy, menggantikan Rumin Ryadi yang mengundurkan diri.
BACA JUGA: Percepat Smart City, Telkom Gandeng Huawei
Saat ini beralih posisi menjadi Komisaris Utama. Thomas sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur. Per 31 Desember tahun lalu, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 24,7 triliun, dan total penjualan tahun lalu senilai Rp 30,1 triliun.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, emiten peternakan dan pakan ternak itu membukukan laba bersib sebesar Rp 762,44miliar. Angka itu melonjak 77,11 persen dibanding edisi sama 2015 di kisaran Rp 430,49 miliar.
BACA JUGA: Huawei Target 5 Besar di Indonesia
Raihan itu terutama didukung keuntungan kurs sebesar Rp 152,06 miliar. Padahal, pada kuartal pertama 2015 mengalami kerugian kurs senilai Rp 265,94 miliar, dan penjualan pokok meningkat dari Rp 7,53 triliun menjadi Rp 9,24 triliun.
Penjualan pokok terdiri dari pakan ternak, anak ayam usia sehari, ayam olahan, dan Lain-lain. Beban pokok penjualan perseroan meningkat dari Rp 6,23 triliun menjadi Rp 7,84 triliun, beban usaha meningkat dari Rp 401,85 miliar menjadi Rp 461,01 miliar, dan beban keuangan meningkat dari Rp 116,55 miliar menjadi Rp 179,34 miliar.
Aset Charoen mencapai Rp 24,21 triliun, turun tipis dari periode sama 2015 sejumlah Rp 24,68 triliun, utang perseroan juga mengalami penurunan dari Rp 12,12 triliun menjadi Rp 10,89 triliun. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Neraca Perdagangan Surplus USD 375 Juta
Redaktur : Tim Redaksi