Chichen Itza, Peninggalan Suku Maya yang Abadi

Jumat, 21 Desember 2012 – 15:48 WIB
Chichen Itza, peninggalan suku maya yang paling lengkap dan ramai dikunjungi turis saat prediksi kiamat versi suku maya kian dekat. Foto: reuters
AKHIR-AKHIR ini warga dunia tengah dihebohkan dengan ramalan suku maya tentang datangnya kiamat pada tanggal 21 Desember 2012. Siapa sebenarnya suku maya tersebut?

Berdasarkan wikipedia, suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur.

Pada zaman batu, suku maya diyakini mencapai zaman kejayaannya. Bangsa suku ini menguasai teknologi dari masa 250 M hingga 925 M. Juga mampu menghasilkan karya dan peradaban unik seperti bangunan piramida Chichen Itza.

Bangunan piramida Chichen Itza inilah, yang menjadi salah satu lokasi yang dipenuhi turis begitu isu kiamat akan tiba. Chichen Itza diprediksi dibangun pada abad 800 SM. Piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya yang terletak di Semenanjung Yucatan (kini wilayah Meksiko). Itza merupkan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang

Candi Chichen Itza merupakan peninggalan arkeologi suku Maya yang paling lengkap serta masih terawat dengan baik. Situs peradaban Maya di Meksiko ini, pada 7 Juli 2007, terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Itza merupakan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang.

Di candi Chichen Itza terdapat dua cenotes (sumur alami) yang dijadikan tempat menaruh korban persembahan. Konon, suku Indian Maya yang mendiami kota itu mempersembahkan jade, keramik, dan bahkan manusia untuk dimasukkan dalam sumur itu.
Persembahan itu diberikan saat kekeringan melanda. Persembahan kadang-kadang berupa gadis-gadis muda untuk dimasukkan hidup-hidup ke dalam sumur itu. Peran sumur itu begitu penting karena di Semenanjung Yukatan tidak terdapat sungai. Satu-satunya sumber air ketika kekeringan melanda adalah dari sumur-sumur itu.

Nama Chichen Itza pun berarti di bibir mata air rakyat dalam bahasa Indian setempat. Dengan demikian, Chichen Itza berkembang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi kebudayaan Maya.

Konon, Chichen Itza merupakan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Chichen Itza didirikan raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yukatan bersama pasukannya. Saat itu suku Maya sudah berdiam di daerah tersebut, kemudian bersama-sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupai piramid. Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Toltec dan Maya.

Lalu bagaimana kini keturunan suku Maya menanggapi ramalan kiamat nenek moyang mereka? Dari mereka ada yang percaya namun ada juga yang tidak. Bagaimanapun, rumor akan datangnya kiamat ternyata telah memancing wisatawan untuk mengunjungi Chichen Itza.Tepat di hari ramalan kiamat terjadi, Pemerintah Meksiko memprediksi akan ada 200 ribu orang yang mengunjungi lokasi candi tersebut.(afz/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Vatikan Serukan Tidak Layak Bahas Kiamat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler