jpnn.com, TAIPEI - Taiwan akan bergabung dengan negara-negara demokratis untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasinya di Ukraina.
"Kami mengutuk sangat keras tindakan invasi seperti itu dan akan bergabung dengan negara-negara demokratis untuk bersama-sama menjatuhkan sanksi," kata pemimpin Taiwan Su Tseng-chang di Taipei tanpa menjelaskan lebih rinci.
BACA JUGA: Ukraina Dibombardir Rusia, China Minta Warganya di Sana Diam Saja
Krisis di Ukraina terus dicermati oleh Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai teritorinya. Pulau itu juga menghadapi tekanan militer dari Beijing dalam dua tahun terakhir.
Menteri ekonomi Wang Mei-hua mengatakan Taiwan akan "mengamati sungguh-sungguh" ekspor ke Rusia dan "berkoordinasi" dengan para sekutu untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
BACA JUGA: Ingin Hancurkan Rusia, Veteran Ukraina Tinggalkan Kehidupan Nyaman di Negeri Tetangga
Kementerian luar negeri Taiwan dalam pernyataannya mengatakan akan "berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mengadopsi tindakan yang sesuai demi membebaskan Ukraina dari kengerian perang."
Ditanya soal sanksi, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC), salah satu pemasok utama Apple Inc dan emiten Asia paling bernilai, mengatakan mereka akan mengikuti aturan pengendalian ekspor.
BACA JUGA: Bukan Cuma Rusia & Ukraina, 4 Negara Ini Juga Masih Terlibat Perang di 2022
"TSMC mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku dan berkomitmen penuh untuk mematuhi aturan baru pengendalian ekspor yang diumumkan," kata perusahaan itu dalam pernyataan.
Rusia bukan pasar utama barang-barang buatan Taiwan. Perdagangannya dengan Ukraina dan Rusia masing-masing kurang dari 1 persen dari nilai total, data Taiwan menunjukkan.
Kontrak gas alam Taiwan dengan Rusia akan berakhir pada Maret dan Taiwan akan memperluas pasokannya, kata kementerian ekonomi, Kamis.
Sementara itu, China menolak untuk mengkritik Rusia dan menyebut tindakan sekutunya di Ukraina sebagai invasi. Beijing kembali menegaskan bahwa mereka percaya untuk menghormati integritas teritorial semua negara.
Selain itu, China melihat masalah Ukraina memiliki latar belakang sejarah yang kompleks dan khusus.
"Kami memahami kekhawatiran sah Rusia tentang masalah keamanan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada wartawan dalam briefing harian di Beijing, Jumat (25/2). (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil