China Dituding Curi Harta Kekayaan Intelektual Amerika

Jumat, 24 Mei 2013 – 07:43 WIB
NEWYORK--Komisi Penyelidikan Pencurian Harta Kekayaan Intelektual Amerika merilis laporan bahwa China diduga berada di balik pencurian sekitar 50 - 80 persen kekayaan intelektual AS.

Meningkatnya pencurian harta intelektual tersebut telah merugikan Amerika lebih dari USD 300 miliar setiap tahunnya atau sekitar Rp 2.910 triliun. Karenanya, komisi tersebut menyarankan Amerika untuk mengambil tindakan lebih keras untuk menanggapi masalah tersebut, termasuk sanksi ekonomi, larangan impor dan memasukkan pelaku pencurian tersebut dalam daftar hitam pasar keuangan.

Menurut laman BBC, Kamis (23/5), panel yang terdiri dari para mantan pejabat tinggi Amerika tersebut menyarankan agar penasehat keamanan nasional Presiden Obama dapat membantu memimpin tanggapan atas pencurian rahasia dagang itu.

"Strategi Washington sekarang ini tidak memadai, dan tidak memberi sanksi yang cukup bagi pihak yang melakukan pencurian harta intelektual," kata salah seorang ketua panel tersebut, Jon Huntsman.

Jon Huntsman, yang juga mantan dutabesar Amerika untuk China dan pernah menjadi kontestan calon presiden Amerika dari Partai Republik, menyarankan agar Presiden Barack Obama mengangkat masalah itu dengan jelas kepada Presiden China Xi Jinping.

Laporan komisi ini muncul dua minggu sebelum pertemuan puncak AS dan China pada 7 - 8 Juni mendatang di mana isu spionase maya kemungkinan akan disinggung.

Awal bulan ini, Pentagon untuk pertama kalinya langsung menuduh pemerintah China dan militernya menargetkan komputer pemerintah AS sebagai bagian dari kampanye spionase cyber yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen diplomatik, ekonomi dan pertahanan AS.

China sendiri menyebut laporan itu "tidak berdasar", dan mengatakan hal itu mewakili ketidakpercayaan AS.

"Skala pencurian kekayaan intelektual internasional Amerika (IP) belum pernah terjadi sebelumnya yang kini mencapai nilai ratusan miliar dolar per tahun," lanjut John.

China, merupakan pelaku terbesar di dunia pencurian kekayaan intelektual, disusul Rusia dan India, serta negara-negara lain. (Esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ford Tutup Pabrik di Australia, 1.200 Orang Kena PHK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler