China Klaim 90% LCS, Filipina: Semua Sudah Berakhir!

Jumat, 24 Juni 2022 – 05:40 WIB
Peta konflik klaim wilayah antarnegara di Laut China Selatan di tengah latihan militer Amerika Serikat dan Australia untuk memberikan isyarat kepada China. (inquirer.net)

jpnn.com, MANILA - Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengatakan bahwa pembicaraan mengenai eksplorasi energi bersama antara negaranya dan China di Laut China Selatan (LCS) telah dihentikan, dengan alasan kendala konstitusional dan masalah kedaulatan.

Kedua negara telah berdebat selama beberapa dekade mengenai kedaulatan maritim dan sejak 2018 berjanji untuk bersama-sama mengeksplorasi aset minyak dan gas di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.

BACA JUGA: Ratusan Kali Diprotes, China Masih Saja Mencuri Ikan di LCS

"Kami telah melangkah sejauh mungkin secara konstitusional. Satu langkah maju dari tempat kami berdiri di tepi jurang adalah jatuh ke dalam krisis konstitusional," kata Locsin dalam pidatonya, Kamis.

"Tiga tahun berlalu dan kami belum mencapai tujuan kami untuk mengembangkan sumber daya minyak dan gas yang meski sangat penting untuk Filipina, tidak mungkin ditukar dengan kedaulatan; bahkan tidak satu partikel pun," ia menegaskan.

BACA JUGA: China Makin Seenaknya di LCS, Pesawat Australia Nyaris Celaka

Tidak jelas kapan keputusan itu diambil. Kedutaan China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Filipina, yang sangat bergantung pada impor bahan bakar, kesulitan menemukan mitra asing untuk membantu mengeksploitasi cadangan energi lepas pantainya karena klaim China yang tumpang tindih.

BACA JUGA: China Merasa Berhak Larang Negara Lain Tangkap Ikan di LCS, Ini Alasannya

Putusan arbitrase internasional 2016 memperjelas bahwa Filipina memiliki hak berdaulat untuk mengeksploitasi cadangan energi di dalam 200 mil ZEE.

Namun, China yang mengklaim sekitar 90 persen Laut China Selatan sebagai wilayahnya, telah menolak untuk mengakui keputusan itu.

Kedua negara membentuk panel khusus untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat bersama-sama mengeksplorasi wilayah perairan itu, tanpa perlu membahas masalah kedaulatan yang sensitif.

Namun, Locsin mengatakan bahwa hal itu tidak dapat dicapai tanpa melanggar konstitusi Filipina, atau pemerintah China membatalkan klaimnya. Duterte, katanya, telah mengimbau untuk membatalkan pembicaraan.

"Presiden telah berbicara, diskusi minyak dan gas dihentikan sepenuhnya. Tidak ada yang tertunda; semuanya sudah berakhir," kata Locsin. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler