Otoritas dari sejumlah wilayah di China telah melarang tradisi perpeloncoan pernikahan yang dapat mencakup lelucon yang memalukan dan kadang-kadang kejam. Tradisi itu disebut sebagai gejala menurunnya moralitas. Tradisi perpeloncoan pengantin di China:Tradisi perpeloncoan yang dikenal sebagai hunnao berasal ribuan tahun yang lalu dan pada awalnya dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahatSebuah pemberitahuan di wilayah Shen juga telah mengecam permainan peran yang tidak senonoh"Sejumlah video yang diunggah di media sosial menunjukkan pengantin baru yang tidak bahagia karena disiram dengan tepung dan krim
BACA JUGA: Muslim di Australia Paling Sering Alami Tindakan Kekerasan Secara Individual
Menelanjangi calon pengantin pria dan mengikat mereka ke pohon atau tiang telepon, serta melempari mereka dengan telur dan menyiramkan bir, saus, dan makanan lainnya ke pasangan yang sedang berbahagia itu, sekarang telah dianggap sebagai pelanggaran yang dapat dihukum menurut sebuah unggahan di WeChat yang beredar pada hari Minggu (5/5/2019) oleh pihak berwenang di wilayah Shen di provinsi Timur Shandong.
Distrik Rizhao yang terletak tidak jauh dari wilayah Shen, baru-baru ini juga mengumumkan akan memberlakukan tindakan keras terhadap praktik tersebut. Pada bulan Desember lalu, Departemen Urusan Sipil di kawasan itu juga mendesak pemerintah daerah untuk mengatur kebiasaan pernikahan yang "vulgar" termasuk pernikahan mewah, hadiah pertunangan yang mahal dan perpeloncoan.
BACA JUGA: Belajar Dari Wulan Guritno Mengelola Proyek Sosialnya Gelang Harapan di Melbourne
Tradisi perpeloncoan - dikenal sebagai "hunnao" dalam bahasa Cina - berawal ribuan tahun yang lalu dan pada awalnya dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat.
Sementara kebiasaan ini sering kali tidak lebih dari sebuah lelucon lucu, di sejumlah daerah pedesaan di China, para tamu diketahui telah melakukan praktik ini ke tingkat ekstrem yang kadang-kadang mengakibatkan cedera serius.
BACA JUGA: Pamela Anderson Merasa Mual Usai Kunjungi Julian Assange
Photo: Pemerintah memerintahkan diakhirinya tradisi perpeloncoan vulgar pada Desember lalu. (Weibo: Zibo)
Pada bulan Januari, surat kabar South China Morning Post melaporkan kasus seorang pengantin pria telah menggugat tamunya setelah ia tertabrak mobil ketika sedang melarikan diri dari para penyiksanya.
Dia telah diikat ke tiang listrik, dilempari telur, dipukuli dan disiram dengan tinta sebelum akhirnya dia melarikan diri ke jalan raya yang padat. Kecelakaan itu mengakibatkan pria itu mengalami luka retak di bagian tengkorak dan pendarahan internal.
Tahun lalu, viral beredar sebuah video seorang pengantin pria yang seluruh tubuhnya terluka gores setelah diikat oleh para tamu di provinsi Hunan. Video itu juga memperlihatkan para tamu yang mentertawakan sang pengantin pria sambil menggosokkan garam ke lukanya.
Seorang tamu mengatakan kepada wartawan setempat bahwa cambukan telah menjadi kebiasaan setempat.
"Dengan memukuli mempelai laki-laki, tindakan itu mengirim pesan bahwa pernikahan itu tidak mudah. Semoga dia bisa menghargai semuanya," Global Times mengutip ucapan dari para tamu tersebut.
Pemberitahuan di wilayah Shen juga melarangan "permainan peran tidak senonoh".
Sejumlah video "permainan pernikahan" yang melibatkan meraba-raba pengantin dan para pengiring pengantin serta tindakan lain yang berbatasan dengan kekerasan seksual telah beredar di media sosial.
Video lain menunjukkan pengantin baru yang tidak bahagia disiram dengan tepung, krim, dan makanan lainnya.
Sementara wilayah Shen telah memperingatkan para pelanggar yang "mengganggu ketertiban umum" atau "membuat dampak sosial yang buruk" akan mendapat sanksi hukum namun pengumuan itu tidak menjelaskan secara jelas apa bentuk sanksi hukum yang dimaksud. Photo: Tradisi ini dikenal sebagai hunnao di China. (Weibo: Weiyongzhou/Zibo)
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Sepak Takraw Membuat Warga Australia Terkagum-kagum