China Pamer Atlet Uighur di Pembukaan Olimpiade, kok PBB Masih Dilarang ke Xinjiang?

Minggu, 06 Februari 2022 – 22:54 WIB
Pelajar dari etnis Uighur mempelajari Alquran dan Hadis di Institut Islam Xinjiang, Kamis (03/01/2019). Lembaga tersebut difasilitasi pemerintah Tiongkok untuk mencetak para imam yang bebas dari pengaruh radikalisme dan ektremisme. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, NEW YORK CITY - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta pemerintah China mengizinkan Komisioner Tinggi HAM PBB Michelle Bachelet untuk melakukan peninjauan ke komunitas etnis Uighur di Xinjiang.

Permintaan itu dia sampaikan ketika bertemu Presiden China Xi Jinping dan Menlu Wang Yi di sela-sela Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

BACA JUGA: China Mendadak Perketat Pembatasan di Wilayah Muslim Uighur, Ada Apa?

"Sekretaris Jenderal menyatakan harapannya bahwa kontak antara kantor Komisaris Tinggi HAM dan pihak berwenang China akan memungkinkan kunjungan yang kredibel Komisaris Tinggi ke China, termasuk Xinjiang," demikian pernyataan PBB tentang pertemuan Guterres dengan para pemimpin China, Sabtu.

Bachelet telah lama menunggu izin berkunjung ke Xinjiang untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur.

BACA JUGA: Muslim Uighur Bahagia Bekerja di Pabrik China, Amerika Ingin Lindungi Siapa?

Masalah tersebut telah memperburuk hubungan antara Beijing dan negara-negara Barat, juga memicu pemerintah AS mengeluarkan tuduhan soal genosida.

Terkait isu itu pula, AS dan sejumlah negara melakukan boikot diplomatik terhadap penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin.

BACA JUGA: Komunis Tulen, Politikus Uighur Ini Ditunjuk Jadi Gubernur Xinjiang

Kantor Bachelet di Jenewa mengatakan pada Januari bahwa pembicaraan sedang berlangsung untuk membahas kemungkinan perjalanan ke daerah di barat laut China itu, pada paruh pertama tahun ini.

Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia menuduh China melakukan pelanggaran HAM berskala luas terhadap warga Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Pelanggaran yang dimaksud termasuk penyiksaan, kerja paksa, dan penahanan satu juta orang di kamp-kamp pengasingan.

Namun, China menyangkal tuduhan pelanggaran tersebut dengan menyebut kamp-kamp tersebut merupakan fasilitas pendidikan dan pelatihan untuk memerangi ekstremisme agama.

Selain isu Xinjiang, Guterres selama pertemuannya dengan Xi dan Wang juga membahas tentang Afghanistan dan perubahan iklim.

"Sekretaris Jenderal mengakui upaya penting yang dilakukan China untuk mengatasi perubahan iklim tetapi mengulangi seruan untuk upaya tambahan untuk mempercepat transisi ke ekonomi hijau untuk menjembatani kesenjangan emisi," kata PBB.

Guterres melakukan perjalanan ke Beijing untuk menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin pada Jumat (5/2).

Upacara ditutup dengan pertunjukan api Olimpiade yang dinyalakan oleh dua pemuda China peserta Olimpiade, salah satunya adalah anggota minoritas Uighur. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler