China Sukses Luncurkan Shenzhou 10

Rabu, 12 Juni 2013 – 06:57 WIB
BEIJING--China berhasil meluncurkan pesawat antariksa berawak, Shenzhou 10, dari Gurun Gobi, Selasa (11/6), untuk menjalani misi ilmiah selama 15 hari. Pesawat ini membawa tiga astronot untuk menjalani misi masing-masing, Nie Haisheng, Zhang Xiaoguang, Wang Yaping.

"Mereka menjalankan tugas yang suci dan membawa kejayaan China. Ketiganya membuat rakyat China bangga," kata Presiden China Xi Jinping seperti dimuat laman BBC, Selasa (11/6).

Presiden Xi meyakini, ketiga astronot bakal mampu menjalani tugasnya di angkasa dengan baik. Dalam peluncuran kali ini, Presiden Xi dan Perdana Menteri Li Keqiang mengikutinya secara langsung.

Juru bicara program ruang angkasa Cina, Wu Ping, mengatakan ketiga astronot, dua pria dan satu wanita, akan melakukan serangkaian eksperimen ilmiah di laboratorium ruang angkasa termasuk memberikan pengajaran kepada mahasiswa di bumi.

Sejumlah pihak mengatakan misi ruang angkasa terpanjang oleh astronot China ini adalah unjuk kekuatan Beijing di mata internasional. Pasalnya, Beijing telah memendam keinginan bisa menyamai keberhasilan Amerika Serikat dan Rusia mengirim stasiun ruang angkasa ke orbit.

Wang bakal menjadi astronot perempuan kedua China yang akan memberikan pelajaran pertama dari ruang angkasa untuk siswa-siswa negerinya di Bumi. Ini juga langkah terbaru dalam rencana China untuk menempatkan stasiun permanen berawak di atas Bumi.

Docking atau penyatuan pesawat antariksa dengan laboratorium luar angkasa Tiangong-1 sangat penting untuk pembangunan stasiun luar angkasa yang ditargetkan China rampung pada 2020. Para astronot akan melakukan perbaikan dan perawatan Tiangong-1, seperti mengganti atap dan seal ring di modul luar angkasa.

China telah berulangkali melakukan misi ke luar angkasa, salah satunya melalui misi Shenzhou-9 dimana pada saat itu dikirim astronot perempuan pertama, Liu Yang dengan modul selama hampir 10 hari pada Juni 2012.

Terkait rencana pembangunan stasiun ruang angkasa, memicu kekesalan Negeri Panda ini atas respon dingin NASA untuk berpartisipasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Beberapa anggota parlemen AS, termasuk Frank Wolf dan John Culberson, anggota kongres, menentang keterlibatan China lebih dalam di proyek ruang angkasa. Selain itu, Amerika juga mencurigai proyek ruang angkasa China dijalankan oleh militer di mana teknologi ruang angkasa banyak memiliki aplikasi di bidang kemiliteran.

Stasiun luar angkasa tersebut akan terdiri dari sebuah modul inti dan dua modul. Total berat stasiun luar angkasa tersebut diperkirakan sekira 60 ton. China juga berencana mengembangkan sebuah pesawat kargo luar angkasa yang akan membawa suplai ke stasiun tersebut.

Dengan berat total 60 ton, stasiun luar angkasa China tentunya sangat kecil jika dibandingkan dengan International Space Station yang memiliki berat 419 ton juga stasiun luar angkasa milik Rusia, MIR, yang memiliki berat 137 ton. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Edan, Ngebut Dengan Kursi Bermotor Di Jalanan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler