JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membuat terobosan baru untuk mendongkrak daya beli properti. Jika umumnya kredit pemilikan rumah (KPR) diberikan dengan jangka waktu (tenor) 15-20 tahun, BTN akan memperpanjang waktu pembayarannya hingga seperempat abad atau 25 tahun.
"Kita perpanjang tenor menjadi 25 tahun dengan syarat ketika lunas usia 65 tahun," ujar Direktur Utama Bank BTN Iqbal Latanro di kantornya kemarin. Menurut dia, hal itu akan menjadi berita menggembirakan bagi anak muda yang ingin memiliki rumah karena angsurannya pasti lebih murah dibanding tenor 15-20 tahun.
Tugas BTN, lanjut Iqbal, hanyalah menjaga agar sertifikat milik nasabah tetap ada saat pinjaman itu dilunasi 25 tahun kemudian atau sebelum tenor berakhir. Kebijakan itu juga diharapkan bisa membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah. "Penurunan cicilannya bisa sampai Rp 185 ribu per bulan untuk pinjaman Rp 50 jutaan. Kalau harga rumahnya Rp 250 jutaan ya tinggal kalikan saja," lanjutnya.
Dia menegaskan, BTN tetap mempertahankan posisinya sebagai market leader pembiayaan perumahan. Per 31 Desember 2011, BTN masih menguasai 25 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Pada posisi yang sama untuk program perumahan subsidi masih dikuasai BTN dengan pangsa pasar 99 persen. "Kita memastikan core business perusahan tetap pada pembiayaan perumahan," tuturnya.
Hal ini dapat dilihat dari komposisi kredit BTN per 31 Maret 2012 yang masih didominasi kredit perumahan dengan porsi 87,50 persen senilai Rp.58,17 triliun. Sedangkan sisanya 12,50 persen atau Rp 8,31 triliun merupakan kredit non perumahan. Pada 2012, Iqbal mengaku BTN optimistis kinerja perseroan dapat terpenuhi dengan baik.
Sebab, dilihat dari pencapaian kinerja pada triwulan I 2012 secara umum target perseroan terlampaui. Berdasar kinerja per 31 Maret 2012 (unaudited) BTN telah membukukan aset Rp 91,32 triliun atau tumbuh 30 persen dibandingkan posisi yang sama 2011 senilai Rp 70,25 triliun. Kredit juga tumbuh dari Rp 53,39 triliun pada 31 Maret 2011 menjadi Rp 66,48 triliun pada 2012. "Pertumbuhan kredit ini mencapai 24,51 persen," sebutnya.
BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit pada akhir 2012 berada di kisaran 25 persen. Meski ekspansi kredit perseroan didorong untuk terus tumbuh, kualitasnya diharapkan tetap berada pada posisi yang sehat. "NPL (kredit macet) BTN per 31 Maret 2012 tercatat 2,22 persen," tuturnya.
Dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh dari Rp 48,40 triliun pada triwulan I 2011 menjadi Rp 64,70 triliun pada periode yang tahun 2012 atau naik 33,67 persen. Sedangkan laba bersih perseroan pada triwulan I 2012 tumbuh 27,66 persen menjadi Rp 313 miliar. (wir/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MASA Agresif Panetrasi Pasar
Redaktur : Tim Redaksi